Hari ini bertepatan dengan 30 hari, sejak kejadian itu. Terakhir kali ketika listrik masih menyala, aku menonton berita dikatakan sudah ada lebih dari tiga puluh juta orang yang meninggal. Yang artinya, jumlah makhluk itu sudah tidak terhitung lagi.
Aku masih seperti biasanya, hanya bisa mengurung diri di dalam kamar kosanku. Merutuk diri di setiap waktunya, menyesali pilihanku untuk merantau hanya untuk kuliah di kampus sampah itu. Awalnya, kukira kampus itu adalah kampus yang melahirkan lulusan-lulusan hebat. Tidak kusangka lulusan kampus itu hanyalah para iblis. Konspirasi besar telah direncanakan di sana, mereka ingin mengurangi jumlah manusia di bumi.
Bagaimana tidak kusebut sebagai kampus sampah dan lulusan iblis. Kematian yang terjadi, penyebabnya berasal dari kampusku. Semua berawal karena sebuah praktikum percobaan penemuan obat alami dari ular yang dilakukan katingku.
Yang kuketahui, ular yang telah mati dan dikeringkan kemudian di rendam di dalam air dan dicampur beberapa senyawa. Di jurusanku, farmasi tentu praktikum percobaan adalah suatu hal yang biasa. Yang sudah pasti semua mahasiswa akan melakukannya.
Namun, berbeda dengan praktikum yang satu itu. Seharusnya, praktikum itu hanya dilakukan oleh kating tapi entah kenapa kelasku mendapat tugas praktikum itu. Padahal kami masih tahun pertama.
Aku dan kelompokku mendapat giliran terakhir kala itu dan yang bertugas mencuci alat-alat praktikum adalah aku dan temanku Eva. Ketika itu, tidak sengaja aku menjatuhkan satu wadah yang berisi larutan rendaman ular itu.
"Eva! Kamu enggak apa-apa?" tanyaku khawatir melihat cairan itu mengenai tangannya Eva.
Semua berawal dari kejadian itu.
Keesokannya, yaitu 29 hari yang lalu. Eva datang ke kampus seperti biasa, aku pun begitu. Namun, hari itu aku melihat bintik merah di tubuhnya. Dia bilang dia mungkin terkena cacar. Saat kuperiksa suhu tubuhnya, dia demam. Aku pun mengajaknya agar beristiharat saja di ruang UKK, di perjalanan dia terlihat semakin lemas.
Sesampainya di UKK aku menyuruhnya untuk berbaring dan aku mencari cangkir untuk menyeduh teh manis untuknya. Saat aku kembali, Eva muntah. Apa yang di muntahkan Eva sangatlah tidak masuk akal.
Ular.