Sayangnya usaha Rusia dalam membantu penyelesaian konflik domestik di Krimea berakhir tragis. Rusia dalam hal ini berusaha keras untuk bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan menurunkan pasukan militernya ke wilayah Krimea yang malah berakhir kepada tuduhan bahwa Rusia ingin menguasai Krimea.
Rusia yang merasa sangat kesal atas tuduhan itu langsung berbalik arah menyerang Krimea, balasan ini bukan hanya sekedar rasa kesal Rusia atas tuduhan itu namun juga ternyata wilayah Krimea ini adalah tempat yang sangat strategis.
Lalu bagaimana hubungan antara Rusia dengan NATO?
Rusia dulunya memang sangat tidak mau untuk ikut campur bahkan tidak pernah terpikir untuk bergabung dengan organisasi pertahanan ini. Rusia menolak untuk masuk ke dalam NATO dengan alasan bahwa Rusia tidak ingin untuk 'mempertontonkan' rahasia militer mereka kepada dunia khususnya tentang nuklir.
Hal ini merupakan salah satu aturan yang ditolak oleh Rusia terkait transparansi terhadap hal militer bagi setiap anggota NATO. Selain itu, Rusia juga berhubungan erat dengan China dalam berbagai hal, karena hal ini lah Rusia juga tidak ingin bergabung dengan NATO yang mana kita ketahui bahwa anggota NATO terdapat Amerika Serikat di mana antara Amerika dan China masih terus berkonflik.
Alasan lain adalah bahwa Rusia sudah tergabung dalam organisasi pertahanan keamanan kolektif (CSTO) yang apabila Rusia bergabung dengan NATO, maka otomatis Rusia akan keluar dari CSTO.
Namun, dari beberapa alasan tadi Rusia pernah dengan senang hati mencoba bergabung ke dalam NATO, tapi apa daya justru ditolak mentah-mentah.
Jika mengingat kembali, hubungan antara Rusia dan NATO memang dari awal sudah tidak harmonis mengingat alasan-alasan tidak inginnya Rusia untuk bergabung ke dalam NATO. Lalu mengapa Ukraina secara tiba-tiba ingin bergabung dengan NATO, padahal sudah berada di bawah perlindungan dari Rusia.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy secara mengejutkan mengatakan bahwa Ukraina ingin bergabung dengan NATO pada Februari 2022.
Hal itu tentunya secara tidak langsung menjadi sinyal berbahaya untuk Ukraina mengingat bahwa Rusia sangat tidak suka dengan NATO dan tidak menginginkan negara Ukraina dan sekitarnya untuk bergabung dengan NATO karena dapat merusak perdamaian negara.
Pemicu pecahnya konflik antara Rusia – Ukraina