Mohon tunggu...
Aurellia Zerlina
Aurellia Zerlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Matcha & pink addict 🍵 🎀

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa: Contoh Dampak Buruk dari Terganggunya Kesehatan Mental

17 Desember 2024   18:56 Diperbarui: 17 Desember 2024   18:56 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Kesehatan Mental bagi Mahasiswa ?

Kesehatan mental merupakan aspek penting dari kesejahteraan secara keseluruhan karena berpengaruh langsung terhadap cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.  Ketika kesehatan mental dalam kondisi stabil, seseorang lebih mampu dalam menghadapi stres, menjaga hubungan sosial, dan membuat .keputusan yang baik dalam kehidupannya. Sebaliknya, masalah kesehatan mental yang tidak ditangani dapat berdampak buruk pada kualitas hidup, termasuk menurunnya produktivitas dan hubungan sosial.

Bagi mahasiswa, kesehatan mental yang baik sangatlah penting karena dapat memengaruhi prestasi akademik, kualitas hidup, dan hubungan interpersonal. Mahasiswa yang mengalami masalah kesehatan mental cenderung memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi, memproses informasi, hingga menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Saat ini, banyak kasus terganggunya kesehatan mental pada mahasiswa berupa fenomena bunuh diri. Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa yang mengejutkan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan adanya tekanan berat dan gangguan kesehatan mental yang dialami oleh mahasiswa. Tekanan akademik yang tinggi, ekspektasi sosial dan keluarga, kesulitan ekonomi, hingga isolasi sosial seringkali menjadi pemicu utama yang mengganggu kesehatan mental mahasiswa. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswa Universitas Airlangga mendalami fenomena tersebut.

Penyebab Utama Terganggunya Kesehatan Mental pada Mahasiswa

Banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental mahasiswa, antara lain:

1. Tekanan Akademik

Tuntutan akademik yang tinggi, seperti banyaknya tugas, jadwal ujian yang padat, skripsi dan harapan untuk memperoleh nilai baik seringkali memberikan beban mental mahasiswa. Mereka dituntut untuk memenuhi standar yang tinggi dan bersaing dengan rekan-rekan sebaya yang terkadang menyebabkan stres berlebih.

2. Ekspektasi Sosial dan Keluarga

Mahasiswa juga kerap dihadapkan dengan ekspektasi dari keluarga atau lingkungan sekitarnya. Harapan untuk menjadi sukses dan meraih pencapaian dalam prestasi sering kali membuat mahasiswa merasa tidak mampu dan putus asa ketika tidak bisa mencapainya.

3. Masalah Ekonomi

Tidak sedikit mahasiswa yang menghadapi kesulitan finansial dalam menunjang kebutuhan sehari-hari maupun pendidikan mereka. Biaya kuliah yang tinggi ditambah biaya hidup di kota besar menjadi tekanan tersendiri yang dapat memicu stres dan kecemasan.

4. Isolasi Sosial dan Kesepian

Mahasiswa yang jauh dari keluarga atau baru merantau di kota lain sering kali merasa kesepian dan mengalami isolasi sosial. Mereka Merasa kehilangan support yang cukup membuat mereka rentan mengalami gangguan psikologis, terutama ketika mengalami kesulitan dalam akademik atau kehidupan sehari-hari.

5. Perundungan

Masih banyak kasus perundungan di lingkungan kampus terutama di era digital saat ini. Perundungan secara fisik maupun verbal, dapat memberikan trauma pada mahasiswa yang mengalami hal tersebut dan memicu risiko gangguan mental yang mengarah pada tindakan bunuh diri. Sebagai contoh, kasus bunuh diri pada tahun 2024 di bulan Agustus yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro akibat mendapat perundungan dari senior pada saat melakukan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Mengapa Beberapa Mahasiswa Memilih Bunuh Diri ?

Menurut opini saya sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, saat tekanan semakin berat mahasiswa merasa tidak memiliki jalan keluar. Mereka mungkin mulai berpikir mengakhiri hidup sebagai solusi terbaik untuk mengakhiri penderitaan. Mereka mungkin merasa sendirian, tidak didengar, dan putus asa karena tidak melihat adanya dukungan atau bantuan dari orang terdekat yang dapat membantu mereka keluar dari permasalahan maupun situasi tersebut. Dalam beberapa kasus, mahasiswa yang terlihat "baik-baik saja" di permukaan mungkin menyembunyikan rasa sakit yang mendalam karena tidak dapat menceritakan masalahnya dengan orang lain.

Langkah-langkah yang Bisa Dilakukan untuk Mencegah Bunuh Diri di Kalangan Mahasiswa

1. Menyediakan Layanan Konseling di Kampus

Kampus dapat menyediakan fasilitas layanan konseling dengan tenaga profesional seperti psikolog yang mudah diakses oleh mahasiswa. Dengan adanya tenaga profesional di kampus, mahasiswa bisa mendapatkan dukungan dan bimbingan yang dibutuhkan dengan harapan dapat membantu meringankan beban maupun masalah yang dihadapi mahasiswa.

2. Mengurangi Stigma Tentang Kesehatan Mental

Banyak mahasiswa yang merasa malu atau takut mencari bantuan karena stigma negatif tentang kesehatan mental. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental, diharapkan stigma ini bisa berkurang.

3. Dukungan Keluarga dan Teman

Keluarga dan teman memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan mental mahasiswa. Dukungan emosional dari orang-orang terdekat dapat membantu mahasiswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan.

4. Mengadakan Program Pendampingan

Kampus dapat mengadakan program pendampingan di mana kakak tingkat membantu mahasiswa baru untuk beradaptasi dan mengatasi tekanan yang ada.

5. Peningkatan Edukasi Kesehatan Mental di Kampus

Program edukasi ini bertujuan untuk mengajarkan mahasiswa tentang pentingnya menjaga kesehatan mental, mengenali tanda-tanda awal gangguan mental, dan memberikan informasi tentang cara mencari bantuan jika dibutuhkan.

Kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa merupakan tanda bahwa masih banyak mahasiswa di Indonesia dalam kondisi mental yang tidak sehat dan perlu perhatian khusus. Penting bagi kita semua, terutama institusi pendidikan, keluarga, dan teman-teman, untuk lebih peka terhadap kondisi mental mahasiswa dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Dengan demikian, kita bisa membantu mengurangi angka bunuh diri di kalangan mahasiswa dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi kesehatan mental.

Referensi:

Fadli, R. (2024, November 13). Kesehatan mental. Halodoc. https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental?srsltid=AfmBOoqKhx_hn5SxuWCBRiZKDiM5g8IXJPK-nNQ8W6Gqbz6rp67zmwoJ

Iman, A. N. (2024, August 14). Mahasiswi FK Undip tewas bunuh diri, polisi usut dugaan adanya perundungan. Detiknews. https://news.detik.com/berita/d-7490539/mahasiswi-fk-undip-tewas-bunuh-diri-polisi-usut-dugaan-adanya-perundungan/amp

BBC News Indonesia. (2024, October 10). Kasus bunuh diri mahasiswa – Mengapa banyak anak-anak muda rentan mengakhiri hidup? https://www.bbc.com/indonesia/articles/c05gdg5pn8jo.amp

Aurellia Zerlina, mahasiswa Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun