Saat ini, telah ditemukan alat pacu jantung buatan. Fungsinya, kurang lebih sama dengan pacemaker alami yang telah kita bahas tadi, adalah untuk mengatur detak jantung. Jika jantung pasien berdetak terlalu cepat atau terlalu cepat dari semestinya, alat pacu jantung dapat ditanamkan dalam tubuh pasien. Komponen kecil ini dimasukkan dengan operasi melalui perut atau rongga dada pasien. Alat pacu jantung merupakan solusi apabila pengobatan pertama, seperti obat-obatan dan kejutan elektrik 'cardioversion', gagal menstabilkan aritimia atau detak jantung yang tidak teratur.
Namun, yang namanya buatan manusia pasti tidak sempurna. Pemasangan alat pacu jantung memiliki berbagai macam resiko. Walaupun tergolong rendah, efek samping dari alat pacu jantung dapat mengganggu aktivitas. Efek sampingnya meliputi pembengkakan atau memar pada bagian sayatan, infeksi, kerusakan pada pembuluh darah atau saraf, dan mengempisnya paru-paru.Â
Selain itu, pengguna alat pacu jantung juga harus waspada terhadap benda-benda elektronik, seperti handphone, microwave, dan alat pendeteksi metal. Mereka harus menjauhkan benda-benda elektronik dari alat pacu jantung, menyimpan handphone di kantung celana daripada di kantung kemeja, dan menghindari berada di dekat microwave untuk waktu yang lama.
Untuk menghindari efek-efek samping tersebut, kita dapat menjaga kesehatan jantung kita. Ada banyak cara untuk mencegah gagal jantung, di antaranya adalah dengan mengonsumsi makanan sehat dan membatasi asupan garam, lemak, dan gula, memperbanyak makan makanan yang mengandung susu, tidak merokok dan membatasi konsumsi minuman keras, menjaga berat badan dengan cara berolahraga secara rutin, menghindari makanan siap saji atau junk food, mengonsumsi teh hijau yang mampu melindungi jantung dari serangan kolesterol, mengonsumsi madu yang dapat menguatkan otot jantung, dan menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat.
Sekian artikel mengenai gagal jantung ini. Semoga dengan adanya artikel ini, kita semua dapat semakin paham dan mengerti tentang seluk beluk gagal jantung. Penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan dalam artikel ini. AMDG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H