Dewasa ini, pola dan gaya hidup modern semakin merajalela di tengah-tengah masyarakat. Modernisasi menyebabkan pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan makan berlebihan, terlalu banyak aktivitas, banyak merokok, kurang istirahat dan sebagainya yang sebenarnya menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung.Â
Penyakit jantung menjadi salah satu faktor penyebab kematian terbanyak di dunia. Menurut World Health Organization, pada tahun 2008, diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pembuluh darah diperkirakan akan terus meningkat mencapai angka 23,3 juta kematian pada tahun 2030.
Di Indonesia sendiri, penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat. Seiring dengan perkembangan zaman dan berubahnya gaya hidup, prevalensi penyakit jantung koroner pada tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter naik menjadi 0,5%. Sementara itu, prevalensi penyakit gagal jantung di Indonesia tahun 2013 juga naik menjadi 0.13%.
Jika berbicara mengenai gagal jantung, kebanyakan orang pasti membayangkan suatu kondisi yang menakutkan dan dapa mengancam nyawa. Hal tersebut tidak salah. Memang seperti itulah faktanya. Gagal jantung atau heart failure adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak dapat memompa darah agar mencukupi kebutuhan jaringan untuk melakukan metabolisme.Â
Dengan kata lain, diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada jantung untuk dapat memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung bisa juga berarti suatu kondisi dimana jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan metabolik tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai situasi. Situasi ini bisa bermacam-macam. Situasi yang paling sering menyebabkan gagal jantung adalah penyakit jantung koroner dan penyakit darah tinggi atau hipertensi.
Gagal jantung merupakan penyebab utama mortalitas di seluruh dunia. Risiko terjadinya gagal jantung semakin meningkat sepanjang waktu. Seperti yang telah disebutkan di awal tadi, 17,3 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskular pada tahun 2008. Lebih dari 80% kematian akibat gangguan kardiovaskuler terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Jantung memiliki otot yang terdiri dari dua macam sel, yaitu sel-sel kontraktil dan sel-sel otoritmik atau pacemaker. Sembilan puluh sembilan persen sel otot jantung merupakan sel kontraktil yang disebut juga sebagai sel-sel pekerja atau worker cells. Sel kontraktil adalah sel-sel otot jantung yang berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi karena mempunyai kandungan protein kontraktil yang tinggi.Â
Sel ini melakukan aktivitas pompa dan normalnya tidak memulai potensial aksinya sendiri. Sedangkan satu persen sisanya adalah sel otoritmik. Sel otoritmik merupakan modifikasi dari sel otot jantung. Sel-sel ini tidak berkontraksi, melainkan terspesialisasi untuk menghasilkan potensial aksi sendiri untuk dijalarkan kepada sel kontraktil.
Kita mengenal adanya suatu kondisi dimana suatu membran dapat berada dalam keadaan potensial istirahat atau resting potentialyang konstan pada sel otot rangka dan sel saraf. Berbeda dengan sel-sel tersebut, sel otot jantung tidak memiliki resting potential. Sebaliknya, sel otot jantung memiliki pacemaker activity, yaitu keadaan dimana potensial membrannya mengalami depolarisasi di antara potensial-potensial aksi secara perlahan. Depolariasi berjalan perlahan sampai saat membran memiliki potensial aksi terbakar. Melalui pengulangan siklus depolarisasi yang teratur ini, sel otoritmik memulai potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk merangsang detak yang ritmik melalui sistem konduksi khusus.
Jantung memiliki empat pacemaker. Mereka adalah nodus sinoatrial (nodus SA), nodus atrioventrikel (nodus AV), berkas atrioventrikel atau yang lebih sering disebut berkas his, dan serat purkinje.
Yang pertama adalah nodus SA. Nodus SA adalah daerah khusus kecil di dinding atrium dexter (kanan) dekat vena cava superior. Pacemaker ini merupakan kepingan berbentuk sabit dari otot yang terspesialisasi. Lebarnya kira-kira 3 mm dan panjangnya 1 cm. Disebut alat pacu alami karena mengeluarkan aliran listrik atau impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis. Impuls yang dikeluarkan kira-kira 60 sampai 70 denyutan per menit pada saat tubuh beristirahat.