"Bohong! Kau pikir aku percaya?"
"Kau pikir aku juga percaya? Tapi inilah kenyataanya"
"Jangan bercanda! Ini sama sekali tak lucu!"
"Memang siapa yang mau melucu di situasi seperti ini?"
Tera si Peri Usil semakin bingung mana Ares yang tadi ia ajak bicara, mereka bagaikan pinang dibelah dua, tidak bisa dibedakan. Tanpa sadar bola ajaib yang ia pegang tadi, berubah menjadi selembar surat yang sedikit usang. Tera si Peri Usil harus memberikan surat itu kepada Ares yang tadi selalu bersamanya, karena jika tidak situasi ini tidak akan bisa dikembalikan seperti semula.Â
"Pena yang baru saja patah, ambilah bola ajaib ini!" Tera si Peri USil berteriak dan melemparkan surat itu. Tera berpikir Ares yang yang sebelumnya pasti akan langsung mengerti serta menangkapnya. Dan benar saja, salah satu diantara mereka menangkap surat itu. Sementara yang yang satunya berteriak dan menanyakan makhluk apa yang memiliki saya itu. "Tunggu dulu, dia bisa melihatmu?" Tanya Ares yang memegang surat. "Dia adalah dirimu, dia bisa melihat apa yang kamu lihat, dan juga bisa merasakan apa yang kamu rasakan" Jelas Tera tersenyum.
"Hei kau dengar tidak? Dia itu makhluk apa?"Â
"Bukan urusanmu" Jawab Ares singkatÂ
Tanpa menunggu lama Ares segera membuka surat yang sedikit usang itu. Surat itu bertuliskan :
Berjanji lah kepada dirimu sendiri untuk tidak selalu usil dengan orang lain
"Hah yang benar saja" Pikir Ares dalam hati. Dengan segera Ares menghadap kepada dirinya yang satu lagi.Â