Mohon tunggu...
Aura Maulida Izzati Kostelani
Aura Maulida Izzati Kostelani Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta

SMAN 28 Jakarta, XI MIPA 5, No. absen 07

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerpen: Ares dan Peri Usil

23 November 2020   15:41 Diperbarui: 23 November 2020   15:53 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Orang yang kumasukan bola ajaib tersebut akan melakukan hal-hal serupa yang sudah pernah kamu lakukan kepadanya" Jelas sang Tera "Kalau aku memasukan bola ajaib tersebut kepada diriku sendiri apa yang akan terjadi?" Tanya Ares lagi, "Orang tersebut akan sama usilnya dengan dirimu, namun ia hanya akan usil kepada dirinya sendiri, yaitu kamu" Jelas Tera. Ares tersadar, bahwa anak yang merebut soup nya itu sangatlah mirip dengan dirinya, bukan mirip, melainkan memanglah dirinya "Lalu bagaimana cara mengembalikanya ke semula? Kumohon aku tak suka dengan situasi ini." Ares memohon kepada Tera si Peri Usil. 

"Sebenarnya caranya mudah, aku akan mengambil kembali bola ajaib dari tubuh mereka, dan meletakkan ke dalam pena ini. Tapi karena pena ini sudah retak, jadi aku tak tahu apa pena ini masih bisa berfungsi atau tidak." Tera si Peri Usil menjelaskan dengan sedikit ragu. "Kumohon bantulah aku" Sekali lagi Ares memohon. "Baiklah, karena ini kecerobohan ku juga, maka aku akan membantu sebisa ku" Kata Tera si Peri Usil, sembari mengacungkan kedua ibu jarinya. 

Ares dan Tera sang Peri Usil kembali ke ruang makan. "Kau sebaiknya bersembunyi agar tidak diketahui yang lain " Pinta Ares. "Hahaha aku tidak bisa dilihat oleh orang lain, hanya kamu yang bisa melihatku, Ares" Tawa Tera sang Peri Usil. Tanpa basa-basi Ares segera menghampiri Inez, "Aduuh" teriak Ares, lagi-lagi Ares terpeleset. Kali ini Ares terpeleset karena genangan soup yang tadi ia tumpahkan. 

"Wahaha, lihat Ares terpeleset" Inez tertawa sambil menunjuk ke arah Ares. "Hahaha" Tawa pun disambut oleh yang lain "Uukh menyebalkan" Keluh Ares dalam hati. Tanpa disadari Tera sudah berada di belakang Inez dan mengambil bola ajaib yang ada di tubuhnya dan meletakkannya kembali ke dalam pena. Tiba-tiba Inez tak sadarkan diri dan jatuh dari bangkunya, semua anak-anak di Panti Asuhan merumuni Inez yang terjatuh tak sadarkan diri, kecuali satu orang yang berada berlawanan dari meja ini. Bunda, yang benar saja?

Ares tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Biasanya bunda selalu perhatian termasuk kepada dirinya, meskipun Ares sendiri sering acuh tak acuh dengan bunda. "Begitulah yang terjadi Res, apa yang kau lakukan kepada orang lain akan berdampak balik kepada dirimu sendiri. Pikirkan itu baik-baik" Tera menjelaskan sembari menarik kembali bola ajaib yang ada pada bunda. 

Ares diam membeku melihat bunda yang tiba-tiba terjatuh dari kursi, sama seperti Inez. Anak-anak yang ada di panti asuhan ketakutan melihat apa yang barusan terjadi, dan mereka berhamburan keluar dari ruang makan. "Ayo Res, tidak ada waktu untuk diam mematung!" Seru Tera "Ba.. baik" Ares mengikuti Tera dengan badan yang bergetar. 

"Sekarang kita harus menemui dirimu yang kabur entah kemana itu". Ares hanya terdiam saja mengikuti Tera dari belakang.Ia berpikir apa yang akan terjadi setelah Tera mengambil bola ajaib dirinya, apakah dirinya akan pingsan? Atau kedua tubuhnya akan menyatu kembali? Atau yang parahnya dirinya yang saat ini akan menghilang dan akan ada Ares yang baru?

"Ares apa yang sedang kamu pikirkan? Bantu aku menahan tubuhmu ini!" Pinta Tera si Peri Usil. Ares terlalu banyak melamun hingga ia tak sadar bahwa Tera si Peri Usil telah menemukan dirinya yang tadi ikut berlari keluar dari ruang makan. 

Dengan segera Ares membantu. "Aneh, bola ajaibnya sudah keluar, tapi kenapa ini tidak mau dimasukan kembali ke dalam pena?" Tanya Tera si Peri Usil keheranan. Seketika pena tersebut bertambah retak dan akhirnya patah. Tera dan Ares bingung dan terheran mengapa pena tersebut bisa patah. Tak lama kemudian Ares yang pingsan mulai tersadarkan diri 

"Siapa kamu?"

"Aku adalah dirimu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun