Mohon tunggu...
Aura Zhafirah
Aura Zhafirah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat Parasit pada Bayi Saat Berada di Dalam Kandungan Ibunya

17 Juni 2024   18:40 Diperbarui: 17 Juni 2024   18:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap pasangan tentunya menantikan kehadiran seorang bayi setelah pernikahanya. Bayi, menghabiskan sembilan bulan pertama hidupnya di dalam kandungan ibunya. Sang ibu yang mengandung bayinya selama 9 bulan mengalami perubahan fisik. Namun, terdapat fenomena menarik yang jarang dipikirkan oleh banyak orang yakni sifat parasit pada bayi selama berada di dalam kandungan ibunya.

Untuk memahami konsep sifat parasit pada bayi, penting untuk memahami apa itu parasitisme. Dalam konteks biologi, parasitisme adalah hubungan antara dua organisme di mana salah satu organisme (parasit) mendapatkan manfaat dari organisme lainnya (host) tanpa memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesejahteraan Ibu. Dalam hal ini, bayi dapat dianggap sebagai parasit selama berada dalam kandungan ibunya.

Ketergantungan Bayi pada Ibu

Bayi yang sedang berkembang di dalam rahim ibunya bergantung sepenuhnya pada ibunya untuk mendapatkan semua kebutuhan mereka. Mereka menggunakan tubuh ibu sebagai tempat tinggal dan sumber nutrisi. Selama masa kehamilan, bayi berkembang di dalam rahim yang nyaman dan aman yang disediakan oleh tubuh Ibunya. Mereka terhubung dengan ibu melalui tali pusar, yang memberikan akses ke semua nutrisi dan oksigen yang mereka butuhkan untuk tumbuh.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh ibu turun sedikit selama kehamilan untuk mencegah penolakan janin sebagai benda asing. Ini membuat bayi semakin "terisolasi" dari sistem kekebalan ibunya, memperkuat analogi sifat parasitik mereka.

Dampak pada Ibu

Meskipun banyak wanita mungkin merasa terhubung secara emosional dengan bayi mereka selama kehamilan, tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan bayi dalam rahim juga memiliki dampak fisik pada tubuh ibu. Selama kehamilan, tubuh ibu harus bekerja lebih keras untuk menyediakan semua kebutuhan yang diperlukan oleh bayi yang berkembang. Ini termasuk peningkatan volume darah, peningkatan metabolisme, dan perubahan hormonal yang signifikan.

Beberapa wanita mungkin mengalami masalah kesehatan selama kehamilan, seperti anemia maupun diabetes gestasional, sebagai hasil dari beban tambahan yang ditanggung oleh tubuh mereka. Meskipun ini adalah bagian normal dari proses kehamilan, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat dan memastikan bahwa mereka mendapatkan cukup istirahat dan nutrisi untuk mendukung perkembangan bayi.

Pentingnya Perawatan dan Edukasi Mengenai Kehamilan

Sebelum 

Seorang calon Ibu tentunya harus mempersiapkan dirinya baik jasmani maupun rohani sebelum memiliki seorang bayi. Banyak hal yang harus dipersiapkan bahkan dari waktu yang lama seperti :

 1. Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah

Tablet tambah darah merupakan tablet yang mengandung zat besi dan asam folat, dengan fungsi utama untuk mencegah anemia dan meningkatkan daya tahan tubuh. Tablet tambah darah juga merupakan salah satu program dari Pemerintah dimana remaja putri berusia 12-18 tahun diberikan tablet tambah darah secara gratis melalui Puskesmas atau Sekolah. Tablet ini dikonsumsi satu tablet dalam waktu satu minggu.

2. Menikah di Usia Ideal

Menikah di usia yang sudah matang atau ideal seperti usia 20 tahun keatas bagi seorang calon Ibu. Pada usia 20 tahun keatas tentunya seorang perempuan sudah tidak mengalami masa pertumbuhan (pubertas) yang menandakan ia siap secara fisik untuk mengandung, karena tentunya bayi akan menyerap nutrisi dari ibunya. Jika seorang calon Ibu masih dalam pertumbuhan <19 tahun maka ibu tersebut bisa saja kekurangan kalsium karena bayinya juga menyerap kalsium dari ibunya.

3. Olahraga Teratur
Olahraga memiliki banyak manfaat seperti kebugaran, memperbaiki postur tubuh , meningkatan kekuatan otot, mengurangi berat badan dan lain sebagainya. Berolahraga secara teratur bagi calon Ibu sangatlah penting supaya tubuh siap menghadapi perubahan fisik, karena pada beberapa kasus setelah melahirkan seorang Ibu justru mengalami lordosis (postur) dan kesulitan menurunkan berat badan. Sedangkan, seorang Ibu yang sebelum melahirkan sudah sering berolahraga secara teratur dapat mengurangi resiko lordosis dan mudah dalam menurunka berat badan karena kebiasaan berolahraga.

4. Finansial Stabil
Sebelum menikah tentunya harus memiliki kesiapan secara finansial dan pekerjaan tetap, karena nantinya disaat menikah dan memiliki anak tentunya banyak pengeluaran seperti membeli rumah, membeli perlengkapan rumah dan bayi, pemeriksaan rutin ke rumah sakit dan lain sebagainya.

5. Tidak Mengkonsumsi Zat Berbahaya

Zat berbahaya yang harus dihindari oleh seorang calon Ibu seperti rokok baik menghisap ataupun menghirup asap dari rokok, minuman beralkohol, obat-obatan terlarang dan paparan dari bahan kimia berbahaya.

Selama Kehamilan

1. Konsumsi Gizi Seimbang

Mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, selain itu ibu hamil juga harus mengkonsumsi vitamin dan mineral penting seperti asam folat, zat besi, kalsium dan lainnya. Kalsium didapatkan dari konsumsi susu ibu hamil agar bayi dapat tumbuh dengan baik. Ibu hamil juga tidak diperbolehkan merokok  maupun menghirup asapnya (perokok pasif), mengkonsumsi alkohol dan lain sebagainya.

2. Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan rutin seperti mengunjungi dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.OG) atau lebih dikenal dengan dokter kandungan untuk memantau perkembangan kehamilan dan kesehatan ibu serta bayi. Ibu hamil juga dapat berkonsultasi kepada dokter mengenai konsumsi gizi, olahraga yang dapat dilakukan, dan dokter dapat memberikan edukasi mengenai kehamilan.


3. Olahraga

Sumber : www.haibunda.com
Sumber : www.haibunda.com

Olahraga yang dilakukan saat hamil tentunya harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Olahraga selama kehamilan dapat mengurangi resiko komplikasi kehamilan, membantu mengontrol berat badan, memperbaiki stamina dan energy, mengurangi ketegangan dan kecemasan, meningkatkan kualitas tidur dan mempermudah proses persalinan.

4. Istirahat

Seorang Ibu saat fase kehamilan menjadi mudah lelah dikarenakan perubahan hormonal dan peningkatan beban kerja tubuh. Maka, Ibu hamil harus mendapatkan istirahat yang cukup dan mengelola stress untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan baik fisik maupun mental.

Pasca Melahirkan

1. Perawatan diri
Istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan minum air yang cukup untuk memulihkan kekuatan.

2. Perawatan Bayi

Memberi makan bayi agar nutrisi yang diperlukan oleh bayi didapatkan secara maksimal dan bayi tidak mengalami stunting, mengganti popok untuk menjaga kebersihan bayi. Seorang Ibu dan pasangannya harus merawat bayi dengan cermat seperti memberikan produk-produk berlabel hypoallergic, bebas pewangi dan pewarna, serta bebas alkohol agar kulit bayi tidak mengalami iritasi.

3. Konsultasi Medis

Mengunjungi dokter untuk pemeriksaan pasca persalinan dan memastikan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Ibu dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Sp.OG) dan untuk anak ibu dapat berkonsultasi kepada dokter spesialis Anak / Pediatrik (SpA).

4. Pemulihan fisik
Melakukan latihan seperti olahraga ringan untuk memperkuat otot-otot panggul dan otot perut.

5. Perhatian psikologis
Menjaga kesehatan mental dengan berbicara dengan orang yang dekat atau konselor jika diperlukan. Karena pada beberapa kasus seorang Ibu yang baru melahirkan dapat mengalami depresi ringan pasca melahirkan yang biasa disebut baby blues syndrome.

Sumber : digo.id
Sumber : digo.id

Meskipun istilah "sifat parasit pada bayi" mungkin terdengar agak kontroversial, itu sebenarnya hanya sebuah cara untuk menjelaskan hubungan unik antara ibu dan janin selama kehamilan. Meskipun bayi bergantung sepenuhnya pada ibunya untuk bertahan hidup, hubungan ini biasanya dianggap sebagai salah satu yang paling indah dan sakral dalam kehidupan manusia.

Dengan memahami sifat parasit pada bayi selama kehamilan, kita dapat lebih menghargai keajaiban proses tersebut, serta menghargai pentingnya perawatan dan dukungan yang diberikan kepada ibu hamil. Sifat parasit pada bayi hanyalah salah satu contoh keajaiban alam yang mengingatkan kita akan keajaiban kehidupan dan koneksi yang mendalam antar manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun