Golongan brahmana sebagai orang yang mengetahui agama Hindu-Buddha merupakan seorang guru. Brahmana tersebut mengajarkan konsep keagamaan Hindu-Buddha kepada murid atau siswa (Arrazaq, 2019: 6). Golongan kesatria merupakan golongan yang terdiri atas raja dan pejabat kerajaan. Sedangkan Golongan  waisya  terdiri  atas  masyarakat  yang  berprofesi  sebagai  pedagang.  Golongan  pedagang merupakan golongan masyarakat yang sudah dikenal pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Keberadaan  pedagang  dapat  diketahui  berdasarkan  temuan  Prasasti  Ramwi  (804  Saka). olongan sudra berdasarkan prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang ditemukan di  sekitar  Candi  Borobudur  tidak  menyebutkan  hal  tersebut.  Tetapi,  prasasti  yang  ditemukan  di  tempat lain dari masa Kerajaan Mataram Kuno menyebutkan golongan masyarakat biasa.Â
Salah satu prasasti yang menyebutkan keberadaan golongan masyarakat biasa ialah Prasasti Luitan (823 Saka). Masyarakat mataram kuno juga menerapkan Penggunaan Bahasa dan Sastra contohnya seperti Bahasa dan Aksara Jawa Kuno  yang berakar pada Aksara Palawa yang masih dipelajari dan digunakan di beberapa sekolah dan kegiatan kebudayaan di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sastra klasik yang terinspirasi dari teks Hindu dan Budha juga menjadi bagian dari kelas sastra di Indonesia. Warisan tersebut ditunjukkan dengan nilai-nilai dan budaya yang muncul pada masa Hindu dan Budha yang memiliki ketahanan yang kuat, tetap relevan hingga saat ini, dan  berkontribusi terhadap keberagaman jati diri bangsa di tengah modernitas.
Sumber refrensi:
1. Jurnal (https://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/307)
2. Buku SejarahÂ
AURA SALSABILA J - 8
LAILATUL SUCI R - 21
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H