Konstruktivisme berasal dari bahasa Belanda yaitu "to construct" Yang artinya membentuk. Aliran ini berpandangan bahwa pengetahuan yang dimiliki merupakan hasil dari proses pembentukan diri sendiri. Dalam pendidikan, pendekatan ini dibagi menjadi dua kategori:
- Konstruktivisme individual (psikologis /endogenous)
Berfokus pada bagaimana seseorang dapat mengembangkan berbagai aspek kognitif dan emosionalnya. Aspek dalam konstruktivisme individual antara lain: pengalaman pribadi, proses kognitif, dan refleksi.
- Konstruktivisme sosial
Berfokus pada bagaimana seseorang bereaksi dengan yang lainnya. Aspek konstruktivisme sosial antara lain: interaksi sosial, Â peran guru, dan zona perkembangan proksimal.
Prinsip dasar teori konstruktivisme
- Belajar merupakan sebuah proses aktif
- Anak belajar dengan baik dan menyelesaikan berbaagai konflik kognitif melalui pengalaman, refleksi dan metakognitif.
- Peserta didik secara aktif berusaha mengonstruksikan makna.
- Konstruksi pengetahuan tidak hanya dilakukan secara individual tetapi juga dapayt dilakukan secara sosial, melalui interaksi sosial, baik itu dengan teman sebaya, guru, orang tua, dan sebagainya.
- Guru harus memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak dan teori belajar.
- Pembelajaran harus dikonseptualisasikan.
- Mengonstruksikan pengetahuan secara menyeluruh, dengan cara mengeksplorasi dan menengok kembali materi yang telah di pelajari.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai kesederhanaan proses berpikir, yang berperan dalam membantu mengendalikan tindakan. Marzano membagi metakognitif menjadi dua aspek utama: pengetahuan dan kontrol diri (melibatkan pemahaman tentang diri sendiri dalam konteks pembelajaran), dan pengetahuan dan kontrol terhadap proses (berkaitan dengan kemampuan untuk mengelola dan mengarahkan proses berpikir. Jadi, metakognitif adalah kesadaran seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri.
Tujuan metakognitif
Meningkatkan kesadaran siswa tentang proses berpikir mereka sendiri serta kemampuan untuk mengontrol aktifitas kognitif.
Penerapan Metakognitif dalam Belajar
Menurut John Flavell, langkah-langkah dalam pelaksanaan metakognitif dalam pembelajaran adalah:
- Planning atau aktivitas merencanakan
- Knowledge atau ilmu yang akan menjadi acuan saat dibutuhkan
- Strategies to use to get there atau menyusun strategi
- Monitoring progress atau proses pemantauan
- Evaluating atau evaluasi
- Terminating atau menyimpulkan hasil.
Asnawir dan Usman menyatakan bahwa media pembelajaran mempunyai fungsi sebagai berikut:
- Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan memudahkan mengajar bagi guru.
- Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak bisa menjadi konkrit).
- Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak  membosankan).
- Semua indera siswa dapat diaktifkan, kelemahan satu indera dapat di imbangi dunia teori dan realitanya.
- Peran media pembelajaran dalam mengkondisikan pembelajaran efektif dapat juga meningkatkan hasil dengan indera lainnya.
- Lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.