"Deal of The Century", Katanya.
Pada Selasa 28 Januari 2020 lalu, di Washington DC, Selama 47 menit Trump bersama Netanyahu berpidato menjelaskan rencana baru bagi Timur Tengah, Middle East Peace Plan, yang isinya seperti apa perdamaian yang pantas bagi Israel dan Palestina. Namun sayang, tidak ada seorang pun perwakilan dari Palestina yang hadir.
Dalam pidatonya, kedua pemimpin negara tersebut tampak mendapat tepuk tangan yang meriah berulang-ulang dari audience. Seolah-olah mereka bagaikan kedua orang ksatria yang menyelamatkan tanah suci dari kehancuran.
Kita bisa menontonnya di sini:Â
Tentu saja, Proposal Middle East Peace Plan yang dikeluarkan oleh Trump dan Netanyahu menimbulkan kontroversi. Kontroversi, karena ada sisi baik dan buruk.
Meskipun bertema Middle East Peace Plan, Secara eksklusif rencana ini memberikan kita bayangan seperti apa situasi masa depan Israel dan Palestina.
Sebagaimana kita ketahui, konflik Israel-Palestina telah berlangsung lama. Tidak ada padamnya selama satu abad terakhir. Konflik ini telah mengambil banyak energi dan pikiran kita, melangkahi jauh perbatasan area tersebut, dan merebak di kalangan politisi dunia.
Banyak negara yang merasa bertanggung jawab dan ikut andil dalam masalah mereka.
Siapapun yang membaca ini pasti peduli dengan rumitnya konflik Israel-Palestina. Terkadang gemas sendiri, sampai kapan sih mereka saling klaim tanah? Dan ada yang bilang, sampai kiamat pun mereka gak akan berdamai!
Ya.. Tidak mengherankan, karena agama adalah biang keladi kenapa konflik kedua negara terjadi. Di sanalah sejarah manusia tercipta dan nubuat akhir zaman juga akan terjadi di sana.
Palestina Katanya Akan Berdaulat
Mungkin pembaca ada yang bingung, Bukankah Palestina sudah ada atau berdaulat dari dulu?
Iya, Palestina sudah ada, tapi mereka tidak bebas. Meski negara ini sangat eksis, tapi perbatasannya tidak jelas. Coba saja pergi ke Palestina, Dokumen penting yang Anda butuhkan adalah visa Israel, bukan visa Palestina.