"Setelah perang saya mencoba melupakan dan mengatur kembali hidup. saya fokus dengan karir dan melakukannya dengan sepenuh cara. tapi seperti minyak di air, memori itu selalu timbul setiap saat.
Hari ini di Vietnam. Seseorang bisa merasakan rahasia, membatin, dan tidak mampu diungkapkan oleh kita sesama. inilah tempat yang membuat saya tersentuh sangat dalam. Perang Indochina membuat saya mencintai orang-orang dan negara ini.
Ini sungguh paradoks. Ketika saya membuat film 'Dien Bien Phu' dengan orang-orang Vietnam pada tahun 1991, Saya beritahu mereka: Tanah Anda, Bumi Vietnam, telah mengambil beberapa air mata saya, beberapa keringat saya dan darah saya. Itulah mengapa saya merasa seperti di rumah ketika di sini."
- Pierre Schoendoerffer
Pada akhirnya, perang meninggalkan kerugian dan penyesalan. Bodo amat kita mau di pihak yang mana. Kita perlu melihat dari dua sisi.
Apakah mendukung agresi Amerika Serikat yang bertekad memusnahkan paham komunis di Indochina, tapi melakukan kejahatan perang? Atau mengagumi perjuangan tentara Viet Cong yang berpaham komunis demi menyatukan Vietnam?
Kini, 50 tahun setelah perang berakhir, kedua negara sudah berdamai dan menjalin kerjasama. Tapi tetap saya merasa iba terhadap generasi korban perang, agent orange, tidak dapat dimaafkan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H