Mohon tunggu...
Aulia Rahma Kusuma Shindu
Aulia Rahma Kusuma Shindu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saat ini saya sedang menjalani pendidikan di Universitas Airlangga atau lebih tepatnya pada program studi S1 Ilmu Komunikasi. Saya suka mencoba akan hal baru serta mampu bekerja dalam tim.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan Remaja Memicu Kesehatan Mental?

11 Mei 2023   13:30 Diperbarui: 11 Mei 2023   13:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial merupakan sebuah media yang memiliki tujuan untuk saling berinteraksi sesama manusia dalam tingkat nasional hingga internasional, yang memiliki fungsi sebagai sumber informasi, komunikasi, dan melakukan berbagai aktivitas sosial dalam bentuk foto maupun video. Media sosial saat ini, sangat mudah untuk diakses pada kalangan masyarakat manapun. Dengan adanya perkembangan media sosial secara global dari tahun ke tahun, banyak manusia memiliki kemampuan menghadap layar gawai, laptop, hingga komputer dengan menelusuri berbagai media sosial.


Media sosial dapat diartikan sebagai suatu teknologi yang terus berkembang pada saat ini. Dalam artian ini, teknologi merupakan suatu sarana yang menyediakan berbagai barang-barang yang diperlukan demi kelangsungan hidup manusia dan menyediakan berbagai ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis.


Media sosial dapat dengan mudah mengajak seluruh masyarakat khususnya pada kalangan remaja untuk bergabung dengan memberi balasan apapun secara umum dan terbuka, seperti halnya memberi sebuah komentar hingga berbagi informasi dalam waktu singkat dan tidak terbatas. Banyaknya situs yang ada dalam media sosial dan semakin berkembangnya teknologi, hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat khususnya kalangan remaja yang menggunakan teknologi tersebut.


Di era saat ini masyarakat selalu sadar akan informasi yang terbaru. Tidak sedikit yang menggunakan media sosial sebagai media promosi, seperti berbisnis melalui media sosial. Sangat mudah dan membutuhkan waktu yang singkat bagi seseorang dalam membuat akun di media sosial. 

Oleh karena itu, media sosial seringkali digunakan untuk menimbulkan perasaan baik. Namun tanpa kita sadari, terkadang media sosial juga dapat memiliki hal negatif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Jika kita menggunakan media sosial sembarangan atau lebih khususnya dalam hal menyinggung perasaan orang lain, maka hal itu tentu saja dapat mempengaruhi kesehatan mental orang tersebut khususnya pada kesehatan mental remaja saat ini.


Dalam kaitan ini, kesehatan mental merupakan kondisi dimana batin dan jiwa merasa ketentraman sehingga dapat dikatakan memiliki mental yang sehat serta dapat menjalin kehidupan yang positif. Di sisi lain, mental yang kurang sehat atau kesehatan mentalnya yang sedang terganggu yaitu mereka yang mengalami gangguan suasana hati sehingga menyebabkan untuk sulit berfikir, serta emosi yang tidak dapat terkendalikan.


Media sosial juga dapat menyediakan berbagai bentuk-bentuk baru dalam hubungan sosial, khususnya komunikasi. Media sosial dapat menjadi bentuk komunikasi primer yang menyediakan berbagai aplikasi seperti Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan lain sebagainya. Aplikasi tersebut menjadi semakin berkembang pada saat ini khususnya pada kalangan remaja karena aplikasi tersebut dapat bertindak dengan mudah untuk berinteraksi dan dapat dijadikan sebagai hiburan.


Dengan adanya penggunaan media sosial yang terus berkembang pada saat ini dapat menyebabkan hal negatif dalam bentuk perilaku sosial dalam masyarakat, seperti berkurangnya kontak secara langsung, stres, depresi hingga insomnia. Menurut Astuti, remaja sekarang lebih memilih berkomunikasi, berinteraksi, bahkan mengekspresikan dirinya melalui media sosial karena dianggap lebih mudah dan praktis yang tanpa mereka sadari pemakaian media sosial berlebihan adalah cerminan emosi. Hal-hal tersebut dapat diklaim berbahaya karena bisa dibilang merugikan kesehatan mental.


Selain itu, pembuat kebijakan media sosial terus mengungkapkan keprihatinan terkait dengan tingkat risiko yang dialami remaja di media sosial. Risiko-resiko tersebut dianggap sebagai hal yang kurang bahkan tidak pantas untuk kelompok umur remaja, yaitu pornografi, perilaku kekerasan terhadap teman, bullying, pelanggaran privasi, dan hal yang tidak semestinya ditayangkan dalam badan iklan.


Adanya media sosial yang terus berkembang ternyata juga memiliki efek yang kuat bagi kualitas hidup, kebiasaan masyarakat dan juga rela mengorbankan kesehatan mental karena sering bermain media sosial. Dengan hal ini, media sosial dan kesehatan mental itu tidak dapat dipisahkan karena memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Karena media sosial dapat dikatakan berperan sebagai pengaruh, dan kesehatan mental juga berperan sebagai resiko.


Masa remaja dapat dikatakan sebagai masa yang kritis dalam menghadapi isu- isu sosial dalam media sosial. Berbagai isu kesehatan mental kini kerap dialami oleh berbagai remaja di Indonesia. 

S Budury & A Fitriasari (2019:208) menyatakan bahwa depresi, kecemasan dan stres bisa muncul karena saat menggunakan media sosial memungkinkan pengguna membandingkan diri sendiri dengan orang lain, meski hanya lewat foto yang diunggah, dibanding dengan generasi milenial, generasi Z lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental karena tekanan dan tuntutan sosial yang lebih tinggi, mereka tidak hanya dituntut untuk memiliki nilai yang bagus, tapi juga keharusan untuk eksis di media sosial.


Kebanyakan masa remaja saat ini memiliki gangguan kesehatan mental karena sering membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga menyebabkan mereka memiliki rasa minder yang kuat dengan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. 

Hal ini, biasa disebut dengan kata insecure. Insecure adalah rasa kurang percaya diri sehingga membuat diri sendiri merasa tidak aman. Insecure seringkali dikatakan oleh berbagai remaja indonesia. Mereka selalu merasa dirinya rendah, padahal mereka memiliki kelebihannya masing-masing. R Al Yasin menyatakan bahwa dampak yang diterima pada diri individu dengan pengaruh media sosial yaitu terganggunya kesehatan mental seperti depresi yang disebabkan oleh cyber bullying.


Depresi dapat dikatakan sebagai penyebab dari penggunaan media sosial pada saat ini. Depresi dapat diartikan sebagai perasaan sedih secara berlebihan hingga emosi yang tidak stabil dan dapat menyebabkan hilangnya minat dan semangat di dalam diri, malas beraktivitas, gangguan pola tidur, bahkan mampu mendorong untuk melakukan tindakan bunuh diri. Ketika seseorang sedang mengalami depresi, maka harus segera ditangani karena depresi termasuk dalam penyakit jiwa dan sangat berbahaya bagi kesehatan mental.


Terlalu sering bermain media sosial dapat menyebabkan kita insomnia atau merasa kesulitan untuk tidur. Dalam kaitan ini, insomnia adalah sebuah gangguan untuk tidur meskipun memiliki waktu yang cukup lama. Menurut Saifullah, pola tidur sangat dipengaruhi oleh kondisi mental dan motivasi saat memasuki jam istirahat malam, dengan tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan otak untuk berfikir sehingga membuat terjaga dan jam tidur berubah, begitu juga saat keinginan tetap terjaga dengan bermain gadget saat masuk jam tidur dapat mempengaruhi otak.

Insomnia juga sangat berpengaruh dalam kesehatan mental, karena jika kita sulit untuk tidur makan kita akan menimbulkan kecemasan, stres dan lain sebagainya.


Selain insomnia, terlalu sering bermain media sosial dapat menyebabkan FoMO atau Fear of Missing Out, yang dapat diartikan sebagai sebuah perasaan cemas karena merasa dirinya tertinggal dan tidak mengikuti aktivitas tertentu. FoMO memiliki pengaruh besar dalam kehidupan remaja pada saat ini, terutama pengaruhnya bisa membuat kesehatan mental semakin memburuk. Individu sering mengikuti aktivitas sosial orang lain yang secara tidak sadar membuat dirinya semakin memiliki sifat rendah diri yang berat.


Pada saat ini penggunaan media sosial facebook dan twitter sangat pesat penggunaannya di kalangan manapun, khususnya pada kalangan remaja. Baroness Greenfield menyatakan bahwa penggunaan Facebook dan twitter telah melahirkan generasi baru, yaitu generasi yang terobsesi dengan dirinya sendiri. Dalam kaitan ini, individu sangat membutuhkan perhatian lebih, khususnya perhatian dari orang tua. Jika tidak memiliki perhatian, maka mereka akan mengalami gangguan kepribadian masing-masing. Menurut Frederick H Kanfer & Arnold P Goldstein, seseorang yang mengalami gangguan kepribadian akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.


Gangguan kepribadian adalah salah satu jenis dari gangguan mental, seperti gangguan kecemasan hingga gangguan stress, dan lain sebagainya. Gangguan kecemasan tersebut dapat diartikan sebagai kondisi mood atau suasana perasaan yang tidak menyenangkan disertai perasaan khawatir tentang ketidakpastian atau ancaman di masa yang akan datang. 

Kecemasan ini diakibatkan oleh penggunaan sosial media yang terlalu lama dan dapat memiliki dampak negatif pada kalangan remaja yang masih sekolah. Media sosial memiliki akses waktu 24 jam hingga tak terbatas, sehingga membuat para remaja kini semakin malas untuk belajar. Nilai yang rendah membuat remaja semakin tertekan. Tekanan ini lah yang membuat kecemasan para remaja semakin bertambah.


Selain pesatnya penggunaan facebook dan twitter, kini masa di kalangan remaja juga sangat pesat dalam penggunaan media sosial instagram. Ada istilah selebgram yang merupakan singkatan dari selebritis Instagram yang memiliki banyak pengikut. Remaja saat ini banyak yang memiliki keinginan menjadi selebgram, padahal menjadi selebgram itu tidaklah mudah, karena harus mempertaruhkan kesehatan mental mereka. Apa yang dilihat di platform instagram itu tidak sebanding dengan kehidupan nyata mereka. 

Salah satu contoh, berita artis dan bisa disebut juga selebgram saat ini yang terlihat baik-baik saja dalam rumah tangganya, namun kini telah terungkap kebenarannya. Bahwa, pada rumah tangga sang artis tersebut sedang tidak baik-baik saja meskipun dulu sangat terlihat romantis pada postingan instagram-nya hingga berbagai media sosial lain yang dimilikinya. Akan tetapi pada kehidupan nyatanya itu sangat pahit dan sangat berbeda dengan apa yang kita lihat di media sosial.


Di samping itu, penggunaan media sosial tidak seluruhnya memiliki dampak negatif, akan tetapi juga berdampak positif diantaranya adalah dapat memperluas pengetahuan kita secara cepat, baik dalam negeri maupun luar negeri. Kita dapat melihat berbagai informasi berita terkini meskipun itu jaraknya sangat jauh dari tempat kita tinggal saat ini, akan tetapi kita dapat memperoleh informasi tersebut melalui media sosial. Dengan ada media sosial, kita juga dapat berinteraksi lebih mudah dengan banyak orang selain itu, kita juga dengan lebih mudah dalam mengekspresikan diri.


Media sosial pada awalnya dianggap sebagai hal yang biasa, namun perlu kita ketahui bahwa dampak-dampak penggunaan media sosial sangatlah besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental, khususnya para remaja. Ketika menggunakan media sosial, kita harus menggunakannya dengan baik dan berpikiran sehat. Seiring berjalannya waktu, media sosial menjadi sangat berkembang karena teknologinya yang dari tahun ke tahun dapat berjalan dan berkembang dengan baik. 

Akan tetapi, kita harus menggunakan teknologi tersebut dengan baik juga. Jangan sampai kita menyalahgunakan penggunaan teknologi khususnya pada media sosial, karena dampak dari penyalahgunaan teknologi sangatlah berpengaruh bagi kesehatan mental kita. 

Dalam menggunakan media sosial haruslah memiliki batasan waktu agar dampak negatif dari penggunaan media sosial dapat teratasi dengan baik. Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bersikap positif dalam media sosial, diantaranya yaitu berpikiran positif terhadap orang lain, selalu bersikap rendah hati, berperilaku dengan sederhana, tidak menyinggung hingga melukai perasaan orang lain, dan lain sebagainya. Karena dengan bersikap positif akan menimbulkan kesehatan mental yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun