Mohon tunggu...
Aulia Rahma Kusuma Shindu
Aulia Rahma Kusuma Shindu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saat ini saya sedang menjalani pendidikan di Universitas Airlangga atau lebih tepatnya pada program studi S1 Ilmu Komunikasi. Saya suka mencoba akan hal baru serta mampu bekerja dalam tim.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Maraknya Penggunaan Media Sosial Pada Kalangan Remaja Memicu Kesehatan Mental?

11 Mei 2023   13:30 Diperbarui: 11 Mei 2023   13:33 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

S Budury & A Fitriasari (2019:208) menyatakan bahwa depresi, kecemasan dan stres bisa muncul karena saat menggunakan media sosial memungkinkan pengguna membandingkan diri sendiri dengan orang lain, meski hanya lewat foto yang diunggah, dibanding dengan generasi milenial, generasi Z lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental karena tekanan dan tuntutan sosial yang lebih tinggi, mereka tidak hanya dituntut untuk memiliki nilai yang bagus, tapi juga keharusan untuk eksis di media sosial.


Kebanyakan masa remaja saat ini memiliki gangguan kesehatan mental karena sering membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga menyebabkan mereka memiliki rasa minder yang kuat dengan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. 

Hal ini, biasa disebut dengan kata insecure. Insecure adalah rasa kurang percaya diri sehingga membuat diri sendiri merasa tidak aman. Insecure seringkali dikatakan oleh berbagai remaja indonesia. Mereka selalu merasa dirinya rendah, padahal mereka memiliki kelebihannya masing-masing. R Al Yasin menyatakan bahwa dampak yang diterima pada diri individu dengan pengaruh media sosial yaitu terganggunya kesehatan mental seperti depresi yang disebabkan oleh cyber bullying.


Depresi dapat dikatakan sebagai penyebab dari penggunaan media sosial pada saat ini. Depresi dapat diartikan sebagai perasaan sedih secara berlebihan hingga emosi yang tidak stabil dan dapat menyebabkan hilangnya minat dan semangat di dalam diri, malas beraktivitas, gangguan pola tidur, bahkan mampu mendorong untuk melakukan tindakan bunuh diri. Ketika seseorang sedang mengalami depresi, maka harus segera ditangani karena depresi termasuk dalam penyakit jiwa dan sangat berbahaya bagi kesehatan mental.


Terlalu sering bermain media sosial dapat menyebabkan kita insomnia atau merasa kesulitan untuk tidur. Dalam kaitan ini, insomnia adalah sebuah gangguan untuk tidur meskipun memiliki waktu yang cukup lama. Menurut Saifullah, pola tidur sangat dipengaruhi oleh kondisi mental dan motivasi saat memasuki jam istirahat malam, dengan tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan otak untuk berfikir sehingga membuat terjaga dan jam tidur berubah, begitu juga saat keinginan tetap terjaga dengan bermain gadget saat masuk jam tidur dapat mempengaruhi otak.

Insomnia juga sangat berpengaruh dalam kesehatan mental, karena jika kita sulit untuk tidur makan kita akan menimbulkan kecemasan, stres dan lain sebagainya.


Selain insomnia, terlalu sering bermain media sosial dapat menyebabkan FoMO atau Fear of Missing Out, yang dapat diartikan sebagai sebuah perasaan cemas karena merasa dirinya tertinggal dan tidak mengikuti aktivitas tertentu. FoMO memiliki pengaruh besar dalam kehidupan remaja pada saat ini, terutama pengaruhnya bisa membuat kesehatan mental semakin memburuk. Individu sering mengikuti aktivitas sosial orang lain yang secara tidak sadar membuat dirinya semakin memiliki sifat rendah diri yang berat.


Pada saat ini penggunaan media sosial facebook dan twitter sangat pesat penggunaannya di kalangan manapun, khususnya pada kalangan remaja. Baroness Greenfield menyatakan bahwa penggunaan Facebook dan twitter telah melahirkan generasi baru, yaitu generasi yang terobsesi dengan dirinya sendiri. Dalam kaitan ini, individu sangat membutuhkan perhatian lebih, khususnya perhatian dari orang tua. Jika tidak memiliki perhatian, maka mereka akan mengalami gangguan kepribadian masing-masing. Menurut Frederick H Kanfer & Arnold P Goldstein, seseorang yang mengalami gangguan kepribadian akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain.


Gangguan kepribadian adalah salah satu jenis dari gangguan mental, seperti gangguan kecemasan hingga gangguan stress, dan lain sebagainya. Gangguan kecemasan tersebut dapat diartikan sebagai kondisi mood atau suasana perasaan yang tidak menyenangkan disertai perasaan khawatir tentang ketidakpastian atau ancaman di masa yang akan datang. 

Kecemasan ini diakibatkan oleh penggunaan sosial media yang terlalu lama dan dapat memiliki dampak negatif pada kalangan remaja yang masih sekolah. Media sosial memiliki akses waktu 24 jam hingga tak terbatas, sehingga membuat para remaja kini semakin malas untuk belajar. Nilai yang rendah membuat remaja semakin tertekan. Tekanan ini lah yang membuat kecemasan para remaja semakin bertambah.


Selain pesatnya penggunaan facebook dan twitter, kini masa di kalangan remaja juga sangat pesat dalam penggunaan media sosial instagram. Ada istilah selebgram yang merupakan singkatan dari selebritis Instagram yang memiliki banyak pengikut. Remaja saat ini banyak yang memiliki keinginan menjadi selebgram, padahal menjadi selebgram itu tidaklah mudah, karena harus mempertaruhkan kesehatan mental mereka. Apa yang dilihat di platform instagram itu tidak sebanding dengan kehidupan nyata mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun