Mohon tunggu...
Aulli R Atmam
Aulli R Atmam Mohon Tunggu... Jurnalis - Kompasianer

Kompasianer pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gareth Southgate dan Hantu Berusia Seperempat Abad di Timnas Inggris

16 Juli 2021   23:01 Diperbarui: 16 Juli 2021   23:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate. Sumber: businessleader.co.uk

Dari perempat final hingga semifinal, secara berturut-turut Jerman, Ukraina, dan Denmark didepak. Setelah semifinal, slogan "Football is Coming Home" semakin kencang terdengar seakan-akan dunia sudah yakin akan menyaksikan sejarah Inggris mengangkat trofi lagi setelah sekian lama.

Keyakinan itu tampak semakin menebal saat pertandingan final belum lama berjalan. Di hadapan dukungan publiknya sendiri di Wembley, Inggris mencetak gol lewat aksi Luke Shaw saat pertandingan baru berjalan dua menit. Kendati demikian, Italia akhirnya mampu membalas pada menit ke-67 melalui Leonardo Bonucci sekaligus memaksa Inggris bermain hingga melewati perpanjangan waktu dan menentukan hasil pertandingan melalui adu penalti.

History repeats itself. Di adu penalti ini kejadian seperti tahun 1996 terulang kembali. Inggris tersungkur gara-gara adu penalti saat hanya tinggal selangkah menuju juara. Dua penendang penalti pertama Inggris, Kane dan Harry Maguire, sukses melaksanakan tugasnya. Namun tiga penendang berikutnya, Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, gagal.

Jika dulu Southgate dulu merasa bertanggung jawab atas kegagalan Inggris di Euro 1996, pun demikian dengan kali ini. Pelatih kelahiran Watford itu mengakui jika penentuan penendang penalti adalah murni keputusannya dan bukan didasari oleh keinginan pemain.

"Siapa yang mengambil penalti adalah keputusan saya, ini bukan soal pemain yang tidak bersedia atau pemain yang lebih berpengalaman tidak mau menendang, mereka tidak berkesempatan (untuk membuat keputusan), itu adalah pekerjaan saya dan tidak ada orang lain," ujar Southgate yang dikutip Manchester Evening News.

"Memberi kesempatan kepada pemain yang menjadi penendang penalti adalah keputusan saya. Kami masih sangat percaya kepada mereka," pungkasnya.

Hantu adu penalti yang pernah membawa mimpi buruk bagi Southgate seperempat abad silam memang masih menggentayanginya, bersama Timnas Inggris, di Wembley. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun