Mohon tunggu...
auliyajuwita
auliyajuwita Mohon Tunggu... Guru - pengawas sekolah

tak kenal bukan berarti tak boleh bertegur sapa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Implikasi Filsafat Pendidikan dalam Observasi Kepala Sekolah di Komunitas Belajar Ketapang Kencana Di SMPN 1 Kemuning

7 Januari 2025   17:03 Diperbarui: 7 Januari 2025   17:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Refleksi ProfesionalPendekatan dialog kritis Paulo Freire menjadi dasar dalam mendorong kepala sekolah untuk merefleksikan praktik kepemimpinan mereka melalui observasi yang terjadwal. Refleksi ini membantu kepala sekolah meningkatkan kapasitas mereka dalam memimpin komunitas belajar, memastikan bahwa kegiatan komunitas tetap relevan dan berdampak.

3. Transformasi Budaya SekolahKomunitas Ketapang Kencana berfungsi sebagai katalis dalam membangun budaya kerja yang mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Prinsip Freire tentang kesadaran kritis diwujudkan melalui dialog terbuka di komunitas, di mana kepala sekolah memastikan bahwa semua guru terlibat aktif dalam proses inovasi dan pengembangan solusi atas permasalahan pembelajaran.

4. Keberlanjutan ProgramDengan jadwal observasi yang konsisten, komunitas ini menjaga fokus pada tujuan utamanya, yaitu meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pendidikan di SMPN 1 Kemuning. Prinsip pragmatisme Dewey menggarisbawahi pentingnya pengalaman nyata dalam mendukung keberlanjutan program, melalui aktivitas berbasis pengalaman seperti simulasi pembelajaran dan proyek kolaborasi.

Observasi kepala sekolah di Komunitas Belajar Ketapang Kencana bukan hanya menjadi alat evaluasi tetapi juga sarana refleksi yang mendorong kolaborasi, transformasi, dan inovasi di lingkungan sekolah. Prinsip-prinsip filsafat pendidikan dari John Dewey dan Paulo Freire memberikan landasan kuat untuk memahami peran kepala sekolah dan pengawas sebagai fasilitator pembelajaran. Dengan jadwal observasi yang terstruktur, komunitas ini dapat menjadi ruang dinamis untuk meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

TERIMA KASIH

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun