Mohon tunggu...
auliyajuwita
auliyajuwita Mohon Tunggu... Guru - pengawas sekolah

tak kenal bukan berarti tak boleh bertegur sapa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Implikasi Filsafat Pendidikan dalam Observasi Kepala Sekolah di Komunitas Belajar Ketapang Kencana Di SMPN 1 Kemuning

7 Januari 2025   17:03 Diperbarui: 7 Januari 2025   17:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Auliya Juwita, pemikiran Paulo Freire tentang pedagogi kritis relevan dalam observasi pendidikan dengan menekankan dialog dan kesadaran kritis. Observasi, menurutnya, tidak hanya mencatat, tetapi juga memahami realitas pembelajaran melalui diskusi terbuka. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator, memandu analisis temuan secara kolaboratif untuk mengidentifikasi akar masalah dan solusi inovatif. Dengan pendekatan ini, observasi menjadi alat transformatif yang tidak hanya mengevaluasi, tetapi juga memberdayakan guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Observasi Kepala Sekolah di Komunitas Ketapang Kencana

Komunitas Belajar Ketapang Kencana merupakan wadah bagi kepala sekolah dan guru untuk berdiskusi, merefleksikan praktik pembelajaran, serta mencari solusi inovatif bersama. Observasi kepala sekolah di komunitas ini dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun. Tujuannya adalah untuk mendukung kepala sekolah dalam menjalankan peran mereka sebagai pemimpin pembelajaran yang kolaboratif dan reflektif. Observasi ini dilakukan untuk mengevaluasi rencana kerja komunitas, memastikan bahwa aktivitas mereka selaras dengan visi pembelajaran sekolah, dan merefleksikan hasil dan dampak dari kegiatan komunitas terhadap kompetensi guru dan hasil belajar siswa. Observasi ini dilakukan di setiap semester, dengan pelaksanaan diperkirakan dari bulan April - mei di semester pertama, dan bulan september - November di semester kedua.

Observasi kepala sekolah menggunakan pendekatan berbasis pengalaman (Dewey) dan dialog kritis (Freire). Kepala sekolah tidak hanya dievaluasi tetapi juga diajak berdialog dengan pengawas untuk memahami dinamika komunitas belajar dan meningkatkan kepemimpinan mereka. Kepala sekolah bertindak sebagai fasilitator dalam percakapan bermakna, membantu guru untuk berpikir kritis tentang masalah pembelajaran dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memecahkannya.

Observasi kepala sekolah memungkinkan pengawas untuk melihat sejauh mana kepala sekolah mempraktikkan kepemimpinan yang mendukung pembelajaran berbasis pengalaman. Kepala sekolah yang efektif akan menciptakan komunitas belajar di mana para anggota komunitas yakni para guru terlibat aktif dalam menemukan solusi atas permasalahan pendidikan.

Menurut sudut pandang Paulo Freire, observasi juga dapat menjadi sarana dialog kritis. Dalam dialog ini, kepala sekolah diajak untuk berpikir kritis tentang dinamika komunitas belajar dan perannya dalam menciptakan budaya belajar yang inklusif. Proses ini dapat memberdayakan kepala sekolah untuk menjadi pemimpin transformasi yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Komunitas Ketapang Kencana di SMPN 1 Kemuning merupakan wujud nyata dari dialog kritis yang dimaksud Paulo Freire. Dalam komunitas ini, kepala sekolah, guru, dan pengawas sekolah bersama-sama membangun ruang diskusi yang inklusif untuk mengeksplorasi isu-isu pembelajaran. Dalam salah satu pertemuan observasi, kepala sekolah mengacu pada indikator aktivasi kegiatan komunitas belajar dengan membuka ruang diskusi bersama para guru. Diskusi tersebut berfokus pada refleksi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh Komunitas Ketapang Kencana. Dari hasil refleksi ini, kepala sekolah bersama para guru menentukan program-program yang akan menjadi prioritas sekolah ke depannya. Melalui proses ini, kepala sekolah memfasilitasi para guru untuk berpikir kritis dan berkontribusi secara aktif dalam pengambilan keputusan.

Dengan pendekatan ini, komunitas Ketapang Kencana tidak hanya memberdayakan individu untuk berpikir kritis, tetapi juga mendorong terbangunnya budaya kerja sama yang berorientasi pada pembelajaran sepanjang hayat. Aktivitas komunitas yang berbasis pengalaman, seperti proyek kolaborasi, dan diskusi reflektif, memperkuat prinsip dialog kritis dan membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan dinamis.

Implikasi Filsafat Pendidikan dalam Komunitas Ketapang Kencana

Disini menggunakan kata "implikasi" karena fokus pembahasannya adalah pada dampak dan konsekuensi yang muncul dari penerapan filsafat pendidikan dalam konteks observasi kepala sekolah. Kata "implikasi" menekankan bagaimana teori filsafat pendidikan, seperti pragmatisme Dewey dan dialog kritis Freire, dapat memengaruhi praktik kepemimpinan dan pembelajaran di Komunitas Ketapang Kencana. Dengan menyoroti implikasi, maka ini memberikan wawasan tentang hasil refleksi, transformasi budaya, dan peningkatan kualitas pendidikan yang terjadi sebagai dampak dari penerapan teori tersebut.

1. Kolaborasi yang KonstruktifPrinsip pragmatisme John Dewey yang menekankan pendidikan sebagai proses sosial tercermin dalam kolaborasi di Komunitas Ketapang Kencana. Observasi kepala sekolah memberikan ruang bagi pengawas, kepala sekolah, dan guru untuk bekerja bersama dalam mencari solusi atas tantangan pendidikan. Kolaborasi ini memperkuat hubungan antar warga sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang holistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun