Selain itu, pendidikan agama juga mengajarkan pentingnya arti hidup dan memberikan harapan ketika menghadapi kesulitan. Namun, bila pendidikan agama hanya dipandang sebagai aturan tanpa makna, anak bisa merasa tertekan dan tidak mendapat manfaat yang sebenarnya.
3. Pengaruh Media Sosial
Media sosial merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan remaja modern. Di satu sisi, media sosial dapat memberikan kesempatan untuk bersosialisasi, tetapi di sisi lain, konten yang tidak sehat, seperti hedonisme dan gaya hidup serba glamor, dapat memberikan tekanan besar bagi remaja yang masih mencari jati diri.
Selain itu, banyak motivator di media sosial yang menawarkan janji-janji "sukses instan" tanpa mempertimbangkan realitas. Mereka seringkali menampilkan kehidupan yang tampak sempurna, yang tidak hanya tidak realistis tetapi juga berbahaya bagi kesehatan mental remaja. Mereka yang merasa tidak mampu mencapai standar tersebut bisa merasa tertekan, cemas, dan putus asa.
4. Tuntutan Tidak Realistis
Harapan orang tua dan masyarakat yang terlalu tinggi sering kali menjadi beban bagi remaja. Tuntutan agar anak "harus sukses di usia muda" menciptakan tekanan luar biasa, terutama bagi mereka yang merasa bahwa jalan mereka menuju sukses tidak sesuai dengan harapan orang tua. Anak-anak yang merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi ini sering kali terjebak dalam perasaan gagal, yang jika dibiarkan, dapat memicu depresi dan bahkan pemikiran bunuh diri.
Tuntutan ini juga diperburuk oleh sistem pendidikan dan budaya kompetitif yang lebih mementingkan prestasi akademik dibandingkan kesejahteraan emosional anak. Ketika anak merasa dirinya tidak cukup baik, mereka bisa merasa putus asa dan kehilangan arah.
Cara Mencegah Depresi dan Bunuh Diri pada Remaja
Sebagai orang tua, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mencegah depresi dan bunuh diri pada anak remaja:
1. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Terbuka
Orang tua perlu menciptakan lingkungan yang mendukung di rumah, di mana anak akan merasa aman untuk mengekspresikan perasaannya tanpa takut harus dihakimi. Komunikasi yang terbuka sangat penting untuk membantu anak merasa didengar dan dipahami. Tanyakan kepada anak bagaimana perasaan mereka dan jangan ragu untuk mendiskusikan masalah kesehatan mental.
2. Menghindari Toxic Parenting