Aksi teroris tak henti-hentinya terjadi, terutama di Indonesia. Menurut saya, aksi ini terjadi karena masih banyaknya sekelompok masyarakat yang memiliki ideologi tertentu dan berlandaskan dengan perspektif kelompok yang mereka ikuti. Seperti jihadi, salafi dan lain-lain.
Aliran-aliran tersebut tidak lain tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk menumbuhkan sikap radikalisme, kebencian, dendam, dan menjauhkan mereka dari nilai-nilai luhur ketuhanan yang sudah ditanamkan pada diri mereka sejak kecil. Kebanyakan teroris mengincar anak-anak remaja yang masih duduk di bangku SMA dan mereka mencari biasanya di pondok-pondok pesantren.
Orang-orang yang mengikuti aliran-aliran tersebut menurut saya kurang dalam ilmu dan iman yang dimiliki. Mereka merasa dengan mengikuti aliran tersebut sudah berada di jalan yang benar, aliran yang mereka anut merasa paling benar dan sesuai ajaran Allah SWT. Kita ketahui bersama, bahwa terorisme ini tidak sesuai dengan ajaran agama manapun, apalagi ajaran-ajaran yang tercantum dalam Al-Quran.
Seperti salah satu keyakinan yang dimiliki para teroris pada saat diwawancari oleh pihak kepolisian dan diadakan konferensi pers di berita-berita, yang kala itu tengah gemparnya penangkapan-penangkapan anggota terorisme. Salah satu anggota terorisme menyampaikan, jika mereka melakukan jihad dengan cara mengebom diri di tempat ibadah agama lain selain agama Islam, maka mereka di jaminkan akan memasuki surganya Allah. Kemudian, jika mengebom diri beserta anak dan istri, maka mereka akan bersama-sama masuk surganya Allah. Menurut mereka itu adalah ajaran jihad. Sedangkan ajaran tersebut sama sekali tidak diajarkan di Al-Quran.
Dari uraian tersebut bisa dilihat, bahwa tidak ada satupun agama di Indonesia yang mengajarkan ajaran seperti itu terutama agama Islam. Dalam Al-Quran sudah dipaparkan dan dijelaskan bahwa Islam tidak memperbolehkan umatnya untuk melakukan bunuh diri. Bunuh diri berarti sama saja mereka tidak mengakui adanya Allah SWT. Â Bunuh diri dengan cara di bom apalagi di tempat ibadah agama lain, sama saja seperti tindakan rasisme.
Pak Presiden Joko Widodo juga menekankan dengan tegas bahwa terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang tidak berkaitan dengan agama apapun.
"Semua ajaran agama menolak terorisme, apa pun alasannya." Ujar Pak Jokowi.
Pak Jokowi juga menegaskan bahwa tidak ada tempat terorisme di Indonesia.
Wakil ketua DPR Fadli Zon mengatakan aksi terorisme ini tidak bisa hanya dengan pencegahan, tetapi juga dengan cara pemberantasan. Fadli Zon mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang menyebabkan suburnya jaringan terorisme.
Pertama. Faktor domestik. Misalnya, kemiskinan terus membayangi masyarakat menjadi pemicu terjadinya aksi terorisme. Begitu pula dengan pendidikan yang rendah. Seseorang dengan pendidikan yang rendah dapat dengan mudah dibujuk menjadi pelaku bom bunuh diri karena minim pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki.
Kedua, faktor internasional. Menurut Fadli, jaringan terorisme tidak lepas dari keterlibatan pihak luar. Jaringan terorisme internasional cukup kuat dalam memberikan dukungan logistic bagi setiap jaringan teroris di berbagai wilayah.