Dia menutup retsleting jaketnya. Mesin motor menyala, helm sudah membungkus kepala, dia siap untuk pergi. Kuingat baik-baik senyumnya malam itu. Seiring dengan kecepatan yang ia tambah, motornya semakin bergerak menjauh dan tak terlihat lagi. Ketika suara motornya hilang, aku pun merasa kesepian, juga rindu.
Aku melihat ke langit, juga benda-benda yang hinggap padanya, yang kuyakini sedang tersenyum bangga padaku dan mengatakan; sudah waktunya untuk tidur dan semoga kamu mimpi indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H