Mohon tunggu...
Winda Aulia Saad
Winda Aulia Saad Mohon Tunggu... Lainnya - Lhia. Skoliosis & FOP fighter. Penulis yang selalu brusaha memahami arti kehidupan :)

Namaku Winda Aulia Saad, biasa disapa dengan nama Aulia, atau Lia. Lahir di Timor Timur (Timor Leste), 19 Februari 1995\r\n\r\nHobiku menulis, menggambar, dan menulis not lagu. Selain itu aku juga senang bermain piano, desain foto & video, main gadget, dan pastinya games :D\r\n\r\nMy blog :\r\nhttp://dunialiasaad.blogspot.com/\r\nhttp://lhianaaulia.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

The Real My Life Story

4 Juni 2022   07:21 Diperbarui: 4 Juni 2022   07:28 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dan di tahun 2018 ini juga, setelah beberapa tahun akhirnya aku kembali menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit. Mulai dari spesialis Ortopedi, jantung, lalu berakhir ke ahli immunologi dan mendapat diagnosa Juvenile Spondyloarthropathy.

Diagnosa tersebut juga rupanya masih berasal dari diagnosa sebelumnya di tahun 2014 lalu. Perbedaannya terletak hanya pada golongan umur atau tepatnya remaja. Sempat beberapa kali menjalani fisioterapi dan minum beberapa jenis obat, namun karena tidak kunjung adanya perubahan akhirnya aku pun memutuskan untuk tidak ingin melanjutkan pengobatan itu lagi.

***

Aku pun jadi teringat kembali pada seorang Dokter spesialis syaraf yang mendiagnosaku ketika usiaku masih 12 tahun. Saat itu bahkan ia sampai membuka kamus kedokteran miliknya dan menyebutkan istilah dari sebuah penyakit dalam bahasa medis. Mengingat bahwa sebelumnya ia memintaku menggerakkan seluruh bagian persendianku, dan berpesan bahwa aku harus sesering mungkin berlatih menggerakkannya, aku jadi berpikir bahwa mungkin saja diagnosanya saat itu juga adalah FOP, atau Fibrodysplasia Ossificans Progressiva.

Jika ada pertanyaan mengapa saat itu aku tidak melanjutkan pengobatan setelah dirujuk ke Rumah Sakit besar, karena Dokter itu mengatakan bahwa penyakit ini adalah sejenis kanker otot dan belum ada obatnya.

Dan karena mengingat saat kecil dulu aku juga pernah menjadi korban Malapraktek akibat dari kesalahan diagnosa seorang Dokter, Orangtua dan keluargaku pun akhirnya memutuskan untuk beralih ke pengobatan alternatif (non medis), yang pastinya juga dengan berbagai pertimbangan sebelumnya.

Berawal dari sebuah kejanggalan misterius yang membuat pergerakanku menjadi semakin terbatas dari tahun ke tahun. Rasanya seperti saat kau ingin bergerak, kau yakin bisa bergerak, namun tubuhmu seolah terkunci sehingga membuatmu tak mampu melakukannya.

Hingga kini, aku masih bertahan dan berjuang melawan penyakit itu. Dengan kondisi yang jelas tidak mudah untuk dijalani, namun tetap berusaha disyukuri karena setidaknya aku masih diberi kesempatan untuk menikmatinya dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun