Gaya desain yang ideal adalah ketika desain halaman web dapat cocok dengan aplikasi seluler di ponsel cerdas kita. Dan inilah yang dimaksud dengan desain responsif. Ini adalah keuntungan berikutnya dari desain datar. Dengan desain datar, desain responsif lebih mudah dibuat. Karena, grafik sederhana mudah diubah ukurannya. Tidak hanya itu, penempatannya juga lebih mudah diatur. Inilah keunggulan flat design dibandingkan dengan desain lainnya.
Kekurangan dari flat design itu sendiri antara lain :
Adanya tantangan kegunaan
Pada website, bagian yang dapat diklik biasanya diberikan elemen yang lebih mencolok seperti gradasi, warna, bayangan, hingga tampilan teks yang lebih mencolok. Dan inilah tantangan desain datar. Karena gaya desain ini tidak memiliki gradien dan bayangan. Jadi secara otomatis, Anda harus bekerja keras agar elemen yang dapat diklik terlihat berbeda dan memudahkan pengguna.
Desain yang satu mirip dengan yang lain.
Agar lebih diingat, setiap brand biasanya menampilkan sesuatu yang unik. Namun sayangnya, desain flat cenderung lebih monoton. Sehingga desainer harus bekerja lebih keras agar flat design yang digunakan tetap bisa menarik perhatian orang lain.
Flat design memiliki tantangan tersendiri, yang terbesar adalah kegunaan. Namun, model flat design terbaru atau flat design 2.0 telah memberikan solusi untuk tantangan tersebut. Gaya desain ini dapat menyeimbangkan tampilan flat dengan kegunaan. Teknik yang digunakan juga diprediksi akan menjadi masa depan flat design. Terkadang, ada juga yang menyebut flat design 2.0 sebagai semiflat design atau desain nyaris datar. Salah satu keunggulan dari gaya desain ini adalah penggunaan bayangan. Bayangan dapat digunakan di bagian tombol atau header. Dengan begitu, kedua elemen tersebut terlihat berbeda. Material Design dari Google telah menerapkan gaya flat design 2.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H