Doom spending adalah fenomena yang semakin sering terjadi di kalangan Gen Z dan kelas menengah, terutama di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian. Meskipun berbelanja bisa memberikan perasaan senang sementara, dampak jangka panjangnya bisa merugikan, baik secara finansial maupun mental.
Untuk menghindarinya, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan, memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta mencari alternatif lain seperti menyewa atau membeli barang bekas. Selain itu, literasi keuangan yang lebih baik serta kebijakan ekonomi yang mendukung daya beli masyarakat bisa membantu kita menghadapi tantangan ini dengan lebih baik.
Fenomena doom spending menunjukkan betapa rentannya kita terhadap ketidakpastian ekonomi, terutama di kalangan Gen Z dan kelas menengah. Meskipun berbelanja bisa memberikan pelarian sesaat dari kecemasan, dampaknya sering kali jauh lebih merugikan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa kebiasaan belanja yang tidak terkendali hanya akan memperburuk situasi finansial.
Dengan memperhatikan literasi keuangan, kebijakan ekonomi yang tepat, dan perubahan perilaku konsumsi, kita bisa bersama-sama menghadapi tantangan ini. Gen Z dan kelas menengah memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi yang kuat di masa depan, asalkan mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih bijak dan bertanggung jawab.
Terakhir, ingatlah bahwa kesejahteraan finansial tidak hanya tentang seberapa banyak uang yang kamu miliki, tetapi juga tentang bagaimana kamu mengelolanya. Dengan lebih bijak dan bertanggung jawab dalam mengatur keuangan, kita bisa menghindari perilaku doom spending dan menciptakan stabilitas ekonomi yang lebih baik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H