Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menjadi Oposisi: Sebuah Analisis Historis dan Pragmatis

5 Maret 2024   05:00 Diperbarui: 5 Maret 2024   05:03 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya partai yang memilih untuk menjadi oposisi memiliki kesempatan untuk membangun citra sebagai pengawas pemerintah dan pembela kepentingan rakyat. Ini dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan suara di pemilu 2029, terutama jika mereka berhasil memposisikan diri sebagai alternatif yang kredibel terhadap pemerintahan saat itu.

Akankah PDIP Akan Menjadi Partai Kecil Jika Tetap Berada di Luar Pemerintahan?

Pemilu 2024 telah memberikan tantangan baru bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Dengan penurunan perolehan suara lebih dari 3% dibandingkan pemilu sebelumnya, pertanyaan yang muncul adalah apakah PDIP akan menjadi partai kecil jika tetap berada di luar pemerintahan.

Analisis Perolehan Suara

PDIP masih memimpin jumlah perolehan suara berdasarkan hasil real count Pemilu 2024 dengan 16,90%. Namun, ini menunjukkan penurunan dari elektabilitas awal tahun 2024 yang berada di angka 20%. Penurunan ini cukup signifikan dan dapat menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan partai.

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap penurunan suara PDIP antara lain:

- Dinamika politik internal yang mungkin tidak sejalan dengan aspirasi pemilih.

- Kinerja partai selama periode sebelumnya yang mungkin tidak memenuhi harapan publik.

-Pergeseran basis pemilih ke partai lain yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan mereka saat ini.

Jika PDIP memilih untuk tetap berada di luar pemerintahan, mereka mungkin akan menghadapi tantangan dalam mempertahankan relevansi politik mereka. Tanpa akses ke sumber daya pemerintahan, PDIP mungkin akan kesulitan untuk memobilisasi dukungan dan mempertahankan visibilitas mereka di mata publik.

Peluang di Pemilu 2029

Menghadapi pemilu 2029, PDIP harus mempertimbangkan strategi mereka dengan cermat. Jika mereka dapat memposisikan diri sebagai oposisi yang efektif dan kredibel, mereka mungkin dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan perolehan suara mereka. Namun, jika mereka gagal untuk mengartikulasikan visi yang jelas dan menarik bagi pemilih, mereka mungkin akan melihat penurunan lebih lanjut dalam dukungan.

Dilema Jika PDIP Bergabung dengan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pemilu 2024, secara defacto telah menetapkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia, dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakilnya. Di tengah peta politik yang baru ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berada di persimpangan jalan: apakah akan bergabung dengan pemerintahan atau tetap menjadi oposisi. Dilema ini diperumit oleh perseteruan yang dilaporkan antara Megawati Soekarnoputri dan Jokowi, terutama setelah penunjukan Gibran sebagai cawapres Prabowo.

PDIP, di bawah kepemimpinan Megawati, telah lama dikenal sebagai partai yang kuat dan independen. Namun, pemilu terakhir menunjukkan penurunan suara, yang mungkin mempengaruhi keputusan partai untuk bergabung dengan pemerintahan atau tidak. Analis politik Arifki Chaniago menilai bahwa PDIP masih memiliki peluang untuk bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran, terutama pasca-kongres PDIP di tahun 2025.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun