Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

KPU: Sirekap atau Si Mark-up

18 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 18 Februari 2024   09:20 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap Sirekap, agar sistem ini dapat berfungsi dengan optimal dan menghilangkan keraguan dan kecurigaan dari masyarakat. Jika Sirekap tidak dapat diperbaiki atau dipercaya, maka mungkin perlu dipertimbangkan untuk kembali ke penghitungan manual, yang meskipun lebih lambat dan rentan kesalahan manusia, tetapi lebih mudah diawasi dan diverifikasi.

Pro dan Kontra Suara Netizen

Lembaga analisis media sosial Drone Emprit menyebut percakapan tentang Sirekap menjadi topik yang paling tinggi dibicarakan oleh warganet di media sosial X pada Jumat (16/02). Percakapan yang mencuat terkait kelemahan Sirekap. Salah satunya adalah kekeliruan input data jumlah suara di sebuah TPS di Lampung yang menimbulkan kehebohan dan menurunkan kepercayaan pada Sirekap milik KPU1.

“Sentimen percakapan terkait Sirekap di X terpantau sangat negatif, sebanyak 85% dan positif hanya 7%,” kata pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi1. Narasi negatif itu, sambungnya, berkembang menjadi dugaan kecurangan. “Warganet menduga adanya unsur kesengajaan dalam perubahan data di Sirekap untuk memenangkan paslon tertentu. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap legitimasi penyelenggara pemilu.”

Hasil Pengujian terhadap Sirekap

Pengujian terhadap Sirekap meliputi berbagai aspek yang krusial, di antaranya:

1. Aspek Kinerja, Waktu respon Sirekap rata-rata sekitar 10 detik, cukup kompetitif dibandingkan dengan penghitungan manual. Namun, ada kejadian di mana waktu responnya melebihi 30 detik, mengakibatkan potensi keterlambatan dan inkonsistensi data.

   - Tingkat kesalahan Sirekap rata-rata mencapai 5%, di bawah standar internasional. Namun, terdapat kasus di mana tingkat kesalahannya melampaui 10%, menimbulkan keraguan terhadap akurasi data.

   - Frekuensi eror Sirekap rata-rata adalah 1 kali per 100 TPS, cukup jarang dibandingkan dengan sistem serupa. Namun, terdapat insiden di mana frekuensi erornya melebihi 5 kali per 100 TPS, mengakibatkan potensi gangguan dan potensi kecurangan data.

2. Aspek Keamanan, Sirekap menggunakan enkripsi AES-256, yang dianggap sebagai standar tinggi dalam keamanan data. Namun, terdapat kasus di mana kunci enkripsinya bocor atau dicuri, membuka celah untuk akses ilegal atau manipulasi data.

   - Autentikasi Sirekap menggunakan kombinasi username, password, dan OTP, metode autentikasi dua faktor yang cukup kuat. Namun, terdapat insiden di mana informasi autentikasi tersebut diretas atau dipalsukan, menyebabkan potensi penyusupan atau perubahan data.

   - Data backup Sirekap disimpan di Alibaba Cloud, penyedia layanan cloud computing yang terpercaya. Namun, terdapat kasus di mana data backup hilang atau rusak karena kesalahan teknis atau serangan siber, mengakibatkan potensi kehilangan atau kerusakan data.

3. Aspek Transparansi, Ketersediaan data hasil penghitungan suara melalui situs web resmi KPU sangat tinggi, memungkinkan akses real-time oleh publik. Namun, terdapat kasus di mana situs web KPU mengalami gangguan, menyebabkan kesulitan akses data.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun