Di ufuk timur, matahari menyapa,
Namun terdapat gelap yang merangkak.
Serangan fajar, tak semestinya indah,
Sogokan menyelinap, tak terdengar suara.
Dalam senyap, tangan-tangan bergerak,
Menghimpun kuasa, tanpa bayang surya.
Pemilu, panggung demi keadilan,
Namun tercoreng oleh suap dan penindasan.
Langit memerah, tak lagi tanda harapan,
Hanya bayangan gelap yang menyelubungi.
Di tengah hening, teriakan bisu terdengar,
Suara rakyat yang terpinggir, terinjak.
Dalam sunyi, uang menentukan pilihan,
Bukan hati nurani, bukan suara keadilan.
Pemilu, panggung permainan kekuasaan,
Tak lagi murni, oleh serangan kotor.
Di antara riuh, suara-suara terbelenggu,
Dikalahkan oleh kekuatan materi.
Pemilu, panggilan jiwa yang terperangkap,
Dalam serangan fajar, nurani terpangkas.
Serangan fajar, bukanlah cahaya kebangkitan,
Melainkan gelapnya moralitas terhempas.
Pemilu, lautan harapan yang terkuras,
Dalam serangan fajar, negara merata
Padang, 14 Februari 2024 dinihariÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H