Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serangan Fajar

14 Februari 2024   01:00 Diperbarui: 14 Februari 2024   01:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://asset.kompas.com/crops/_lmoAk_7WyCJiQ8EHEYG0aSMOWE=/0x0:1920x1280/750x500/data/photo/2023/09/18/650811bf5d829.jpg

Serangan Fajar Pemilu

Di ufuk timur, matahari menyapa,

Namun terdapat gelap yang merangkak.

Serangan fajar, tak semestinya indah,

Sogokan menyelinap, tak terdengar suara.

Dalam senyap, tangan-tangan bergerak,

Menghimpun kuasa, tanpa bayang surya.

Pemilu, panggung demi keadilan,

Namun tercoreng oleh suap dan penindasan.

Langit memerah, tak lagi tanda harapan,

Hanya bayangan gelap yang menyelubungi.

Di tengah hening, teriakan bisu terdengar,

Suara rakyat yang terpinggir, terinjak.

Dalam sunyi, uang menentukan pilihan,

Bukan hati nurani, bukan suara keadilan.

Pemilu, panggung permainan kekuasaan,

Tak lagi murni, oleh serangan kotor.

Di antara riuh, suara-suara terbelenggu,

Dikalahkan oleh kekuatan materi.

Pemilu, panggilan jiwa yang terperangkap,

Dalam serangan fajar, nurani terpangkas.

Serangan fajar, bukanlah cahaya kebangkitan,

Melainkan gelapnya moralitas terhempas.

Pemilu, lautan harapan yang terkuras,

Dalam serangan fajar, negara merata

Padang, 14 Februari 2024 dinihari 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun