Hamdi duduk diam, merenungkan setiap kata yang terlontar dari mulut Prof. Dr. Budi. Di balik kata-kata itu, terdapat semangat kebenaran yang begitu kuat, semangat untuk memperjuangkan nilai-nilai moral dan etika dalam dunia politik yang kerap kali tercemar oleh kepentingan-kepentingan sempit. Dia memikirkan bagaimana pesan itu akan disampaikan kepada khalayak, bagaimana dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat, dan bagaimana mereka akan meresponsnya.
Seketika, Hamdi merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari gerakan ini. Gerakan yang tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga bertindak untuk menciptakannya. Dia ingin menjadi suara yang menggema, suara yang mengingatkan, dan suara yang memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Dalam pikirannya, dia membayangkan adegan-adegan dari perjalanan panjang perjuangan ini, adegan-adegan yang menegaskan bahwa perubahan bukanlah hal yang mustahil, bahwa perubahan adalah hak bagi setiap individu untuk mengejar keadilan dan kebenaran.
Dengan langkah mantap, Hamdi mengangkat kepalanya dan bertatap mata dengan Prof. Dr. Budi. "Terima kasih, Pak Budi," ucapnya dengan tulus. "Saya yakin pesan yang Bapak sampaikan akan membawa dampak yang besar bagi perubahan yang kita semua harapkan."
Prof. Dr. Budi tersenyum mengangguk. "Sama-sama, Hamdi," katanya hangat. "Semoga kita semua dapat berkontribusi untuk mewujudkan perubahan yang positif dalam negara kita."
Dengan perasaan yang penuh semangat, Hamdi meninggalkan ruangan tersebut. Di dalam hatinya, bara semangat perjuangan telah menyala, siap untuk menghadapi tantangan dan rintangan yang ada di depan. Dan dengan langkahnya yang mantap, dia melangkah menuju masa depan yang penuh harapan, menuju perubahan yang akan membawa kebaikan bagi negerinya, Wakanda.
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H