Hamdi wartawan investasiÂ
Dini hari yang dingin menyelimuti negeri Bernama Wakanda, Hamdi duduk tegak di hadapan layar laptopnya dengan penuh ketegangan. Walaupun matanya terasa berat dan seolah-olah dikejar-kejar oleh semut-semut kecil, ia tetap berdiri siaga menantikan email penting dari informan yang bekerja di Badan Intelijen Negara (BIN). Email yang ditunggunya begitu vital karena berisi data dan video yang menunjukkan adanya dukungan terbuka dari seorang yang bernama Mr. Presiden, atau lebih dikenal sebagai Mr. Wanomo, kepada anaknya, Gigi, yang kini mencalonkan diri sebagai cawapres Mr. Purli dalam Pemilihan Umum tahun 2034.
Bukan nama sebenarnyaÂ
Sebenarnya, nama-nama yang disebutkan di atas bukanlah nama asli mereka, melainkan alias yang diberikan dengan makna tersendiri bagi masyarakat Wakanda. Wanomo, misalnya, merupakan singkatan dari Mr. Wakanda no more. Kata "wak" atau "uwak" konon berasal dari bahasa gaul Melayu yang artinya "orang tua" atau "yang lebih tua". Istilah ini kerap digunakan dalam percakapan informal di kalangan masyarakat yang sudah akrab atau merasa dekat. Di kota Medan, ungkapan serupa sering digunakan untuk menyapa orang yang baru dikenal dengan tujuan mempererat keakraban, mirip dengan panggilan "lae". Sedangkan kata "no more" berasal dari bahasa Inggris yang artinya "tidak lagi" atau "tak lagi". Jadi, jika diartikan secara harfiah, ungkapan "Mr. Wakanda no more" dapat diinterpretasikan sebagai "tidak lagi dekat dengan Wakanda".
Hamdi terus menatap layar laptopnya dengan harapan email dari informannya segera tiba, membawa bukti yang bisa mengguncang politik Wakanda.
Ungkapan Wanomo ditujukan kepada Mr. Presiden yang telah mengalami perubahan signifikan dalam gaya kepemimpinannya. Kala itu, dia sudah tidak lagi memiliki popularitas yang dulu, terutama menjelang berakhirnya periode kedua kepemimpinannya dan mendekati pelaksanaan pemilu tahun 2034. Mr. Wanomo sudah tidak bisa mencalonkan diri kembali karena adanya pembatasan oleh undang-undang. Sebelumnya, ia sempat mencoba manuver politik dengan bantuan geng politiknya, namun usahanya gagal karena tidak mendapat dukungan dari partai pendukung utama, yaitu Partai Caknyo Merakyat (PCM). "Caknyo" sendiri merupakan ungkapan dalam bahasa Melayu (Palembang) yang berarti pura-pura.
Presiden merakyatÂ
Dalam cerita tersebut, Mr. Presiden awalnya terkenal karena kedekatannya dengan rakyat, namun hal ini mulai berubah sejak awal periode kedua kepemimpinannya. Perubahan sikapnya terlihat dari kebijakan-kebijakan kontroversial yang dikeluarkannya dan sikapnya yang pura-pura tak memedulikan kritik dari berbagai pihak. Banyak yang telah tertangkap dan diadili atas kasus-kasus rekayasa yang dilontarkan. Bahkan, ada kasus penembakan yang mengakibatkan kematian yang dilakukan oleh aparat keamanan. Tak sedikit pula ulama atau da'i yang menjadi sasaran penangkapan, bahkan ada yang meninggal sebelum kasusnya rampung.
Perubahan sikapÂ
Perubahan sikap Mr. Wanomo disinyalir karena adanya pengaruh dari skenario perpanjangan masa kekuasaan tiga periode yang gagal, yang tidak sejalan dengan pandangan dan agenda ketua Partai Caknyo Merakyat (PCM). Mr. Wanomo, yang cerdik, telah menyiapkan skenario lanjutan dengan mengikat perjanjian dengan Mr. Purli, yang akan mendapat dukungan penuh dalam pencalonan Capres tahun 2034. Namun, dukungan tersebut tidaklah gratis dan tergantung pada kepastian bahwa anaknya, Gigi (yang baru saja memulai karir politiknya), akan menjadi Cawapres, meskipun masih di bawah usia 40 tahun.
Menyusun skenarioÂ
Skenario ini telah disusun secara matang selama lebih dari tiga tahun. Pada awal periode kedua kepemimpinannya, Mr. Wanomo berhasil menggulung kekuatan saingan dalam pemilihan presiden tahun 2029 dan bahkan memberikan jabatan menteri kepada Mr. Purli. Keputusan Mr. Purli untuk menerima tawaran ini, meskipun memiliki latar belakang militer dan pengalaman luas dalam dunia intelijen negara, mengejutkan banyak pihak. Seharusnya, menurut logika, Mr. Purli tidak akan menerima tawaran tersebut tanpa membaca skenario yang tersembunyi di balik penawaran tersebut. Bahkan, keputusan ini berarti Mr. Purli harus meninggalkan basis pemilihnya yang terdiri dari lebih dari 60 juta suara, yang telah ia janjikan untuk mewakili dan mengayomi bersama mereka (rakyat Wakanda).
Melikuidasi lawan politikÂ
Alasan sebenarnya terungkap pada debat kedua Capres, ketika Mr. Purli mengungkapkan bahwa ia merasa lelah menjadi bagian dari oposisi selama 20 tahun dan bisnisnya terganggu serta mengalami kemacetan.
Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa ia menerima tawaran tersebut atas dasar kepentingan bangsa dan negara. Namun, alasan sesungguhnya terkuak saat pernyataannya ini diungkapkan di depan publik.
Ahli strategi yang licin
Mr. Wanomo, seorang ahli strategi politik yang licin dan tidak kenal takut, melancarkan serangkaian tindakan kreatif untuk memastikan keberhasilan skenario ambisiusnya. Dengan bantuan penasehat setianya, Mr. Lu, dia merancang langkah-langkah yang mengejutkan untuk mengamankan dukungan bagi Gigi sebagai calon wakil presiden.