Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pemilih Jokowi dan Prabowo, Kecewa kah?

17 Januari 2024   14:38 Diperbarui: 17 Januari 2024   14:47 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

"Saya sangat kecewa dengan Pak Prabowo yang memilih gabung dengan Pak Jokowi. Saya merasa ditipu oleh Pak Prabowo yang sudah saya percaya sebagai pemimpin yang berani dan jujur. Saya merasa Pak Prabowo tidak berani mengkritik dan menantang kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat. Saya merasa Pak Prabowo tidak berani menjadi oposisi yang sehat dan konstruktif." (Twitter, 24 Oktober 2019)

"Saya sangat kecewa dengan Pak Prabowo yang memilih gabung dengan Pak Jokowi. Saya merasa dijual oleh Pak Prabowo yang sudah saya anggap sebagai pemimpin yang bersih dan berintegritas. Saya merasa Pak Prabowo tidak bersih dari praktik-praktik politik uang dan kepentingan. Saya merasa Pak Prabowo tidak berintegritas dengan janji-janjinya saat kampanye." (Instagram, 25 Oktober 2019)

"Saya sangat kecewa dengan Pak Prabowo yang memilih gabung dengan Pak Jokowi. Saya merasa ditinggalkan oleh Pak Prabowo yang sudah saya hormati sebagai pemimpin yang nasionalis dan religius. Saya merasa Pak Prabowo tidak nasionalis dengan mengorbankan kedaulatan dan keutuhan negara. Saya merasa Pak Prabowo tidak religius dengan mengkhianati ajaran dan nilai-nilai agama." (YouTube, 26 Oktober 2019)

"Saya sangat kecewa dengan Pak Prabowo yang memilih gabung dengan Pak Jokowi. Saya merasa direndahkan oleh Pak Prabowo yang sudah saya banggakan sebagai pemimpin yang visioner dan inspiratif. Saya merasa Pak Prabowo tidak visioner dengan mengikuti arus dan status quo. Saya merasa Pak Prabowo tidak inspiratif dengan mengecewakan dan menyerah pada harapan rakyat." (Kaskus, 27 Oktober 2019)

Itulah beberapa ungkapan kekecewaan pemilih Prabowo setelah dia bergabung dengan kabinet Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Ungkapan sejenis lebih banyak lagi bisa ditemukan di berbagai media social sampai detik ini masih bisa ditemukan. Walaupun demikian, tidak menggoyahkan Keputusan Prabowo dan dia meminta pengertian dari mereka terkait keputusan yang "sulit" ini katanya. Keputusan dan Pernyataan yang sulit untuk diterima para pendukung dan mereka berharap Prabowo tetap di luar pemerintahan dan mereka siap untuk memperjuangkan Kembali pada pemilu 2024. Perjalan waktu akhir diketahui bahwa alasan utama Prabowo adalah karena berat menjalankan bisnis kalau selalu diluar pemerintahan berdasarkan pengalaman 20 tahun di luar pemerintahan. Hal terungkap waktu debat Capres baru-baru ini. 

Penyebab kekecewaan

Apa penyebab kekecewaan pemilih di Indonesia? Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini:

-Dinasti politik dan penyalahgunaan kekuasaan. Banyak pemimpin yang membangun jaringan kekuasaan berdasarkan hubungan keluarga, afiliasi partai, atau patronase. Mereka cenderung menempatkan orang-orang dekat mereka di posisi-posisi strategis, baik di pemerintahan maupun di lembaga-lembaga negara. Mereka juga cenderung mengabaikan kepentingan publik dan melakukan korupsi, nepotisme, dan kolusi. Hal ini menimbulkan ketimpangan sosial, ketidakadilan, dan ketidakpercayaan terhadap institusi demokrasi.

- Pragmatisme politik dan oportunisme. Banyak pemimpin yang tidak memiliki prinsip dan idealisme yang kuat dalam berpolitik. Mereka cenderung berubah-ubah sikap dan pandangan sesuai dengan kepentingan dan situasi yang menguntungkan mereka. Mereka juga cenderung bersekutu dengan pihak yang berseberangan dengan visi dan misi mereka, asalkan dapat memberikan keuntungan politik atau materi. Hal ini menimbulkan ketidaksesuaian antara janji dan kenyataan, serta ketidakstabilan dan ketidakpastian politik.

- Manipulasi politik dan kecurangan pemilu. Banyak pemimpin yang menggunakan berbagai cara untuk mempengaruhi dan mengendalikan pemilih, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka menggunakan politik uang, politik identitas, politik agama, politik media, dan politik hukum untuk memenangkan simpati dan dukungan pemilih. Mereka juga melakukan berbagai kecurangan dalam proses pemilu, seperti intimidasi, pemalsuan, penggelembungan, dan penghilangan suara. Hal ini menimbulkan ketidakadilan, ketidaktransparanan, dan ketidaklegitiman hasil pemilu.

Cara Mengatasi Kekecewaan Pemilih

Bagaimana cara mengatasi kekecewaan pemilih di Indonesia? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

- Mendorong partisipasi politik yang kritis dan rasional. Pemilih harus lebih aktif dan sadar dalam mengikuti perkembangan politik dan menilai kinerja dan kredibilitas pemimpin. Pemilih harus lebih kritis dan rasional dalam memilih pemimpin, tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang mengadu domba dan memecah belah. Pemilih harus lebih berani dan tegas dalam menyampaikan aspirasi dan kepentingan mereka, serta mengawasi dan mengkritik pemimpin yang tidak bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun