Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Debat Capres: Sebuah Cerita Pendek

13 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 13 Januari 2024   06:32 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Azis: "Ah, Anies dan Muhaimin hanya mengumbar janji. Mereka menyampaikan penutup mereka dengan penuh rayuan dan tipuan. Mereka menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki komitmen dan konsistensi untuk memimpin Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. Mereka juga menyampaikan penutup mereka dengan penuh kepura-puraan dan kesombongan. Mereka adalah pemimpin yang munafik dan sombong."

Gandar: "Hmm, Anies dan Muhaimin cukup menggugah. Mereka menyampaikan penutup mereka dengan penuh motivasi dan optimisme. Mereka menunjukkan bahwa mereka memiliki tujuan dan rencana yang baik dan realistis untuk memimpin Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri. Mereka juga menyampaikan penutup mereka dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan. Mereka adalah pemimpin yang motivator dan ikhlas."

Akhir cerita 

Setelah debat Capres selesai, Pram, Azis, dan Gandar saling berpandangan dan tersenyum. Mereka menyadari bahwa mereka memiliki pandangan politik yang berbeda-beda, tetapi mereka tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Mereka juga menyadari bahwa mereka memiliki persahabatan yang kuat dan tulus, yang tidak terpengaruh oleh perbedaan tersebut. Mereka juga menyadari bahwa mereka memiliki cinta yang besar dan mendalam kepada Indonesia, yang menyatukan mereka dalam perbedaan tersebut.

Mereka pun berpelukan dan berjanji untuk tetap bersahabat dan bersatu, tidak peduli siapa yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia. Mereka pun berdoa dan berharap yang terbaik untuk Indonesia, yang mereka cintai dan banggakan. Alangkah indahnya sebuah persahabatan ini. Bersahabat dalam berbeda dan berbeda dalam bercita-cita bahkan calon presiden pun tidak sama, namun tawa ceria lebih utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun