Aku masih mendengar dia memanggil -- manggilku, tapi aku abaikan. Sebenarnya aku sudah biasa mendengar hal seperti itu. Tapi jika orang asing yang tiba -- tiba berkata seperti itu. Rasanya mengesalkan.Â
Aku pulang ke rumah. Membanting tubuhku ke kasur. Di rumah tidak ada siapa -- siapa. Ibu dan Ayah sedang bekerja. Karena aku bosan aku mulai mendengarkan musik dan melanjutkan novel yang tadi sedang aku baca. Tidak ada. Novel itu tidak ada. Aku rasa sudah terjatuh di tempat tadi.Â
Aku mengeluh. Aku bisa saja kembali ke tempat itu. Tapi jarak rumahku dan taman tadi cukup jauh. Aku tidak ingin membuang tenagaku. Tidak apa, aku bisa membeli novel yang baru. Tidak ada hal yang ingin aku lakukan sekarang. Aku bosan. Tiba -- tiba ada yang memencet bel rumahku. Aku pikir Ibu sudah pulang ke rumah.
Saat aku membuka pintu aku sangat terkejut. Ternyata bukan Ibu apalagi Ayah. Dia adalah Naruse Kyo orang yang kutemui di taman tadi.
"Bagaimana kau tau tempat tinggalku?" Tanyaku bingung.
Lalu dia menyodorkan novelku yang sepertinya terjatuh di taman tadi.
"Novelmu. Aku melihat ada kartu pengenal di buku tersebut."
Ah benar. Aku selalu meletakkan kartu pengenalku di buku yang sedang aku baca.
"Baiklah terima kasih." Aku mengambil buku tersebut.
"Soal tadi. Maaf kalau aku menyinggungmu. Aku sangat minta maaf." Ucap dia sambil membungkukan badannya.
"Ah tidak apa -- apa aku sudah sering mendengarnya, aku terburu -- buru karena ada hal mendesak tadi hahaha." Jawabku bohong.