Bisnis ialah sebuah kegiatan ekonomi yang memiliki peranan yang sangat penting guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis sendiri dapat memenuhi segala aspek, baik aspek individu itu sendiri, aspek sosial, aspek regional, aspek nasional hingga aspek internasional. Masyarakat setiap harinya melakukan kegiatan bisnis sebagai produsen, distributor ataupun menjadi konsumen (Norvadewi, 2015).
Dalam kegiatan berbisnis, pemilik bisnis dan konsumen tentunya memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda. Pebisnis harus bertanggung jawab kepada konsumen, karyawan pemegang saham, komunitas dan lingkungan sekitar operasional perusahaan. Oleh karena itu, perlunya aturan-aturan yang menajamene kegiatan bisnis yang disebut sebagai etika bisnis untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.
Agama merupakan prinsip hidup yang harus dimiliki oleh setiap orang. Agama sangat berpengaruh pada kehidupan sosial, nilai moral, tingkah laku hingga karakter manusia. Agama merupakan perihal yang paling fundamental pada manusia (Fataron, 2022).
 Agama merupakan kekuatan budaya yang sangat besar dalam hidup masyarakat. Agama membentuk masyarakat menjadi seseorang yang berkualitas, berkarakter dan tentunya dapat berkontribusi untuk mengubah keberlangsungan hidup menjadi lebih baik.
 Islam adalah agama dengan pengikut terbanyak di Indonesia. Islam merupakan salah satu agama yang diyakini dapat memenuhi segala aspek kehidupan manusia, baik dalam aspek religius, sosial ataupun periklanan. Islam memiliki banyak landasan peraturan mengenai cada agar hidup sesuai dengan adab yang telah diajarkan. Kegiatan periklanan merupakan bagian dari kegiatan jual beli, sehingga islam memberikan kerangka aturan yang dapat membentuk komersil agar tetap memiliki nilai moral dan etika pada setiap tahapannya.
Kampanye adalah suatu cara untuk memasarkan atau penyampaian informasi. Kampanye dilakukan untuk mengenalkan suatu produk atau jasa agar dapat menaikkan brand awareness agar masyarakat bisa mengenal dan tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Adanya kemajuan teknologi mempermudah kegiatan kampanye tersebut, sehingga kampanye yang diselenggarakan memiliki jenis dan kreativitas yang beragam (Shavira, 2020).
Setiap akan melakukan kampanye bisnis, tentunya pebisnis harus mengerti dan mematuhi etika komunikasi sebelum melakukan kampanye. Gunanya adalah untuk memastikan apakah kampanye yang sedang dilaksanakan sesuai dengan aturan standar komunikasi yang sudah ditetapkan, sehingga kampanye layak untuk dipromosikan.
 Terdapat dua jenis etika komunikasi, yaitu: etika komunikasi secara umum dan etika komunikasi berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis.
Etika komunikasi secara umum adalah seperangkat prinsip dan norma yang mengatur cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Etika komunikasi menekankan pentingnya kesopanan, kejujuran, penghormatan, dan tanggung jawab dalam setiap interaksi komunikatif. Poin utama dalam etika komunikasi adalah kejujuran, penghormatan, kesopanan, empati dan tanggung jawab.Â
Etika komunikasi dalam Islam, berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kejujuran: Al-Qur'an menekankan pentingnya kejujuran dalam komunikasi (QS. Al-Isra' [17]: 81). Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga mengajarkan agar selalu jujur dalam ucapan dan tindakan.
2. Menghindari Perkataan yang Buruk: Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang kita untuk berkata-kata kasar atau menyakitkan hati orang lain (QS. Al-Hujurat [49]: 11). Rasulullah juga memperingatkan agar tidak menghina atau mencela saudara Muslim.
Kedua jenis etika komunikasi tersebut kemudian disatukan untuk membentuk etika komunikasi yang sesuai dengan moral diri dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi memang tidak lepas darikegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setiap harinya. Komunikasi menjadi sarana fasilitas agar masyarakat saling berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Pada kenyataannya, banyak orang yang tidak memperhatikan kode etik yang harus dipatuhi dalam berkomunikasi. Adanya kode etik adalah untuk mengarahkan seseorang agar berkomunikasi sesuai dengan moral-moral yang telah diterapkan sesuai dengan ajaran islam. Etika komunikasi juga sudah diatur dalam peraturan undang-undang yang sudah disesuaikan dengan Al-Qur'an karena Al-Qur'an merupakan pedoman utama dari semua moral yang ada dalam komunikasi. Etika yang harus dipatuhi dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut:
1. Memperhatikan gaya bicara
Islam sangat memperhatikan gaya bicara, salah satunya adalah memperhatikan gaya bicara saat berkampanye menggunakan media sosial. Aturan yang dimaksud dengan menjaga gaya bicara adalah dengan tidak berkata kasar dan tidak berkata bohong. Islam sangat memperhatikan perkataan, karena hal yang paling utama dipegang oleh seseorang adalah kata-kata. Perkataan yang dijelaskan dalam sosial media saat berkampanye juga nantinya akan menjadi tanggung jawab yang besar bagi setiap orang.
2. Menjaga sopan santun
Tingkah laku manusia juga sangat diperhatikan dalam islam. Yang dimaksud dengan menjaga sopan santun adalah tidak berlebihan saat berbicara dengan lawan bicara, memanggil nama lawan bicara dengan sebutan nama yang baik dan berbicara tidak terlalu cepat agar apa yang disampaikan jelas dan dapat dipahami oleh lawan bicaranya.
3. Saling menghargai
Islam sangat memperhatikan bagaimana kesan pertama seseorang ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Yang dimaksud dengan saling menghargai adalah menatap lawan bicara ketika sedang berinteraksi dan mendengarkan pendapat yang dikemukakan oleh lawan bicara. Kedua tindakan ini sangat sederhana namun sulit sekali untuk dilakukan oleh sebagian orang. Padahal, kedua tindakan ini apabila dilakukan secara terus menerut menandakan bahwa seseorang sangat menghargai lawan bicaranya itu sendiri.
Media sosial memiliki kekutan yang besar untuk melakukan kampanye atau memperbesar cakupan bisnis yang saat ini dimiliki. Media sosial juga dapat menarik perhatian konsumen untuk menelusuri produk atau jasa yang ditawarkan. Namun, tantangannya saat ini adalah banyak orang bahkan konsumen yang masih belum bisa menerapkan etika komunikasi berdasarkan prinsip-prinsip islam. Contohnya adalah terjadi perpecahan atau konflik antar konsumen dlaam media sosial. Hal tersebut kemungkinan dapat mengganggu pebisnis dalam mempromosikan bisnisnya.
Tindakan yang dilakukan tersebut sama saja tidak menghargai satu sama lain. Maka dari itu, perlu adanya beberapa upaya yang perlu dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H