"ia tuan," jawabnya diisi kegirangan.
Ia berjalan mengikuti langkah tikus putih itu. Tanpa lewatkan kesempatan, matanya menoleh kiri kanan, amati kuil itu. Kuil itu dibangun dengan rapih. Patung dan ukiran seni, menghiasi halaman. Pot-pot ditumbuhi bunga-bunga langka. Jalan yang menghubungkan bangunan satu dengan yang lain, dilampisi bata merah. Hatinya berdecak kagum dan penuh tanya, "ini pasti milik raja."
Keasikan mata amat-amati tempat itu melupakan pandangannya ke depan. Ia jatuh terbanting. Kuku di ibu jari kakinya terlepas. Batu bata yang buat ia terantuk, terangkat dari posisinya. Darah pun keluar.
"Patrik. Patrik. Patrik." Opa menghaluskan suaranya, sambil mengetuk-ngetuk lembut lengannya.
Anak itu tidak menjawab. Ia terlelap.Â
Keterangan:
[1] Cara maki orang Manggarai, Flores NTT.
[2] Anjing
[3] Nakal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H