Mohon tunggu...
Aufa Aulia
Aufa Aulia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Nursing Student

only you can change your life, nobody else can do it for you.♡

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Roda Kehidupan

1 Maret 2022   14:27 Diperbarui: 1 Maret 2022   16:47 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-----

eviindrawanto.com
eviindrawanto.com

Langit senja di Banda Neira kala itu cantik nan indah dibaluti dengan warna ungu kekuningan. Sore sedang dipuncak keemasan, matahari terlihat menggantung di seperempat langit. Warna langit ungu kekuningan itu dibiaskan ke permukaan air menambah indahnya pemandangan Banda Neira kala itu. Sardi sedang memotret beberapa foto pemandangan cantik yang terpapar didepan matanya, ditemani dengan Rey putra sulungnya yang nampaknya tertarik dengan dunia fotografi.

"Rey lihat ayah, kamu harus pintar-pintar menangkap moment yang pas untuk difoto agar hasilnya terlihat indah." Ujar Sardi memberi nasihat kepada anaknya sembari memberikan kamera yang ada ditangannya kepada putra kecilnya itu.

 Rey mengambil kamera dari tangan sang ayah lalu mencoba untuk menangkap momen-momen indah yang ada didepan matanya itu.

"Begini yah?." Tanya Rey sembari memotret beberapa moment dengan lihai.

Cekrek cekrek cekrek

Suara jepretan foto terdengar dari kamera yang digenggam Rey. Meskipun usianya baru menginjak 10 tahun namun ketertarikannya pada dunia fotografi sudah terlihat sangat jelas, ditambah hasil jepretan foto yang dia ambil sungguh tidak mencermikan bahwa usianya masih sangat belia.

Foto demi foto ia ambil melalui kamera yang digenggamnya saat itu, seolah-olah tidak ingin kehilangan suguhan momen indah didepannya. Dihadapannya terlihat anak seusianya yang sedang bermain, tawa mereka sungguh sangat lepas seolah-olah tidak ada beban dalam hidup mereka. Mereka melompat pada air yang bertumpu pada pagar dermaga, terlihat ada yang salto diudara lalu kemudian terhempas kedalam air berwarna ungu hasil biasan dari langit dan membentuk pusaran air yang berwarna putih.

Lain dengan teman-teman seusianya yang tengah asyik bermain air, Rey justru asyik memotret teman-temannya itu. Sardi melihat Rey dengan tatapan bangga terhadap anaknya, bakat dan kemampuan yang ia punya justru menurun kepada anaknya semata wayangnya.

"Rey daripada kamu terus menerus berdiri disitu dan memotret kami, alangkah lebih baiknya kamu ikut bermain air bersama kami." Ajak Rio yang merupakan salah satu sahabat Rey.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun