Aku berjalan bolak-balik sambil mengusap tangan ku yang berkeringat. Ini hari yang besar untuk ku, lembaran baru yang akan aku buka. Aku menarik nafas dalam dan menghembuskan pelan-pelan. Tidak masalah, kamu dapat melewatinya, kamu sudah berlatih berkali-kali, tenang tenang, batin ku.
Tok.. tok...
"Masuk.." ujar ku dari dalam kamar. Aku tersenyum lebar saat melihat siapa yang datang, mama Rina. Selama tiga belas tahun ini selain keluarga ku, beliaulah yang selalu menyemangati ku, memberi amanah, memberi arahan dan menghibur ku.
"Vino sayang." Ujarnya sambil berjalan masuk untuk memelukku. "Mama berbahagia untuk mu." tambahnya sambil mengelus punggung ku.
"Terima kasih ma, selama tiga belas tahun ini mama selalu tetap di sisiku dan membimbing ku." ujar ku, mata ku berkaca-kaca mengingat tiga belas tahun ini.
"Kamu sudah menjadi anak mama juga, mama bahagia dan bangga sekali pada mu. Kamu sudah berhasil tiga tahun ini."
"Semua berkat dukungan mama."
"Bukan sayang, semua karena diri kamu sendiri dan kamu telihat sangat gagah." Ujarnya.
"Terima kasih ma, tapi kok mama ada di sini? Ada masalah ma?" tanya ku sambil menatap beliau.
"Tidak, tidak ada masalah. Mama hanya ingin memberikan sesuatu pada mu." ujar Rina sambil memberikan sebuah amplop kuning bergambar bunga matahari.
Aku terhenyak, sudah lama aku tidak melihat amplop itu, lebih tepatnya sudah tiga tahun aku tidak melihatnya.