Mohon tunggu...
Audry pinkan
Audry pinkan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis baru

Pengajar yang menikmati membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Unforgettable (One Shot)

1 Mei 2021   15:15 Diperbarui: 1 Mei 2021   15:14 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


"Hei, jangan dorong-dorong." Ujar Jimmy mengingatkan. "Tempat ini cukup untuk kalian semua." Serunya.


"Hujan gini, kenapa kita gak dipulangin aja." Lirih salah satu maba, karena aku berdiri di dekatnya aku dapat mendengar ucapannya. Ini nih yang tidak aku sukai, maba-maba yang manja, Aku menoleh ke arahnya untuk menegurnya. Namun sebelum aku membuka mulut ku, gadis itu sudah berjalan menjauh dari ku, dia menghampiri salah satu maba lain yang berdiri tidak jauh dari situ. Aku memperhatikan gadis itu, tingginya sekitar pundak ku, dia berisi tapi tidak gendut, rambutnya yang panjang diikat asal-asalan dan ada tiga tindikan di setiap kupingnya. Gadis-gadis yang tidak bisa susah batin ku dalam hati.


Setelah menunggu sekitar setengah jam lebih hujan mulai reda. Kami semua kembali menuju lapangan untuk meneruskan ospek yang tadi tertunda.


"Ok, kita gak bakal ribet ospeknya, kalian ingat kan apa yang disuruh kami bawa kemarin?" tanya Jimmy.


"Inget kak." Jawab maba-maba serempak.


"Bagus, kalian keluarkan biar kami dapat mengeceknya."


Aku, Rio dan Sian jalan berkeliling untuk mengecek bawaan maba-maba. Kami menugaskan mereka untuk membawa nangka karena nangka susah di cari di daerah sini. Ada beberapa maba yang berdiri di luar barisan karena tidak membawa nangka. Aku melanjutkan pengecekkan ku kepada maba yang lain. Tiba-tiba ada suara tawa yang terdengar dari tempat Rio memeriksa.


"Ini nangka yang kamu bawa?" aku dengar Rio bertanya pada seorang maba perempuan. Bukannya itu gadis yang tadi? pikir ku dalam hati.


Sebelum gadis itu sempat menjawab pertanyaan Rio aku sudah berdiri di belakang gadis itu dan berucap. "Ini bukan nangka."


Gadis itu menengok ke arah ku, "Itu memang bukan nangka kak itu sayur lodeh." Jawabnya. Lalu dia menyendok ke sayur lodeh itu dan mengeluarkan nangka. "Nah ini nangka yang kakak-kakak minta." Ujarnya sambil tersenyum memperlihatkan nangka pada ku dan Rio bergantian.


Sontak aku terdiam melihat senyumnya, saat dia tersenyum ada lesung pipi yang muncul dan itu membuatnya terlihat sangat manis, tanpa sadar aku melihat name tag yang tergantung di lehernya. ZAHRA WIKA.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun