Rasa cemas melekat pada setiap manusia. Namun, jika kecemasan ini menjadi berlebihan tanpa alasan yang kuat dan berlangsung lebih dari enam bulan, Anda mungkin mengalami gangguan kecemasan.
Mahasiswa yang mengalami gangguan kecemasan tentu sangat khawatir, karena masalah psikologis dapat mempengaruhi kesehatan tubuh sendiri sedemikian rupa sehingga kemampuan mahasiswa untuk tampil dalam kehidupan sehari-hari di universitas dapat memburuk.Â
Oleh karena itu, Â artikel ini akan melihat lebih dekat apa saja penyebab utama mengapa siswa menderita gangguan kecemasan dan akan mencoba mencari solusi untuk mengatasi gangguan kecemasan tersebut. Â
Apa itu Anxiety disorders?
Anxiety disorder adalah gangguan kecemasan dan melibatkan penyakit mental yang cukup serius. Rasa cemas, khawatir, dan takut yang konstan dan sulit untuk dihadapi. Bagi seseorang yang merasa gelisah di tempat baru karena keperluan pekerjaan, perasaan gelisah itu datang dan pergi dengan mudah dan tidak mengganggu aktivitas.
Namun, bagi pengidap anxiety disorder perasaan gelisah tersebut ini akan terus ada. Penyakit ini dapat menyebabkan seseorang dapat berhenti melakukan sesuatu yang disukainya. Selain itu, dalam beberapa kasus, anxiety disorder juga mempengaruhi memori jangka pendek, menjadi impulsif, memicu depresi, menyebabkan insomnia, memengaruhi pada kadar hormon serotonin dan tiroid.Â
Menurut WHO, terdapat 301 juta penduduk di dunia memiliki gangguan mental, dimana 58 juta penderita gangguan kecemasan merupakan anak-anak dan remaja. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, sejak tahun 1990-an hingga 2017, gangguan kecemasan menempati urutan kedua dari sepuluh penyakit yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia.
Gejala awal gangguan kecemasan yang dialami penderitanya merupakan perasaan panik hingga jantung berdegup kencang. Dalam hal ini, badan dan pikiran pasien sulit mengontrol emosinya saat berhadapan dengan seseorang. Ketakutan dan kecemasan ini dapat membuat penderita mengalami serangan panik.
Gejala anxiety disorder: