"Ibu ini makanan sudah ada nomernya belum? Nomer dari BPOM."
 "Oh belum ada, Pak."Â
"Maaf, Kami tidak bisa terima."Â
Hati ini rasanya berkecamuk rasa malu, marah semuanya jadi satu. Untungnya ... masih ada untungnya wajah ini memakai masker jadi tidak kelihatan perubahan raut wajah.Â
Kalau sudah begini masih bersyukur ada masa PPKM, walaupun sedikit marah dan jengkel kalau tidak bisa menaruh peyek di kantin yang lebih besar lainnya karena mereka belum buka jualan menunggu masa PPKM berakhir.
Enggak patah semangat, cari info dari saudara yang lain, bagaimana bisa menjual peyek. Bersyukur ada harapan baru nih. Karena saudara kenal sama yang punya warung kecil di berbagai tempat. Sayangnya info yang didapat warung hanya menerima bungkusan peyek yang lebih kecil, sedangkan yang aku jual peyeknya bungkus besar.Â
Walaupun demikian enggak patah semangat. Bongkar saja peyek besar menjadi bungkusan kecil diberi label usaha.
Semangat ahh buat diriku.
Love, Audy
ceritadiri.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H