Mohon tunggu...
Audy Jo
Audy Jo Mohon Tunggu... Lainnya - Dreamer

Audy Jo, Ceritadiri.com Buletin My World

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Banyak Ide Dari Rumah

6 Agustus 2021   12:13 Diperbarui: 30 Juni 2022   08:33 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melakukan kegiatan yang menghasilkan sungguh membuat semangat untuk diri sendiri.

Yang biasanya hanya menerima uang dari gaji suami rasanya berbeda kalau bisa mendapat hasil  sendiri. 

Buat Sist yang sama seperti aku pernah enggak merasakan bedanya memakai uang suami dan uang yang dihasilkan sendiri. Walaupun dalam prakteknya

Baca juga: Cara Membuat EBook

Uang suami adalah Uangku, Uangku adalah Uangku

Sepertinya quote itu sudah bukan rahasia lagi. Memang kenyataannya demikian.

Perempuan itu matre?

Menurut opiniku, iya betul. Enggak munafik semua harus dibeli dengan uang. Belum pernah denger sih ada yang beli baju terus dikasih saja dari toko,  asyik dong kalau dunia seperti ini ... semua saling memberi.

Apa saja yang bisa menghasilkan pasti dilakukan dengan catatan semua bisnis yang dijalankan halal yaa ....

Baca juga: Paket, Bu!

Seperti bisnis yang sekarang dilakoni menjual  camilan ringan.  Sebagai afiliate atau reseller bisa dapat laba dari selisih penjualan.

Sebelum dijual ada beberapa yang dicoba dulu. Walaupun sebetulnya untuk lidah diri yang sudah tidak muda lagi sebetulnya kurang pas, karena sudah mengurangi rasa asin, tetapi untuk yang masih suka jajanan seperti ini pasti cocok karena kalau sudah makan enggak bisa berhenti, sama seperti lidah ini yang sudah tidak muda lagi .... ouw penahanan diri atau self defense harus kuat dari godaan.

Sebagai Ibu rumah tangga yang tidak bekerja, banyak bisnis yang bisa dilakukan secara online. Sewaktu muda bisa terima jahitan. Mulai dari baju biasa, baju kebaya atau baju pengantin.  Yang paling berkesan punya pelanggan bule. Order buat baju  jalan terus. Kata mereka jahitanku cocok, sesuai dengan  ukuran badan mereka. Hehehe maksudnya big size. Sayang ... lagi enak-enaknya dapat uang harus berhenti. Terpaksa ..., karena  hamil. Sudah nunggu sepuluh tahun untuk kehamilan pertama ini. 

Akhirnya bisnis jahit ditinggalkan. Penyakit para penjahit itu kalau sudah berhenti jahit dan mau mulai lagi harus berhadapan dengan rasa malas. Harus bisa menembus rasa malas itu untuk sampai pada tahap mulai menjahit. Jadi dengan kata lain harus bertekad kuat.

Dengan berjalannya waktu, sekarang jahit menjahit dimulai lagi. Walaupun tidak menerima jahitan untuk umum, tetapi hanya menerima untuk orang terdekat saja.

Rasanya banyak  usaha tapi belum ada yang berjalan dengan lancar. Bakat terpendam menulis muncul di usai tidak muda lagi. Bisnis tulis menulis sampai sekarang dilakukan. Membuat  E-Book, dan Cerpen Antologi bersama teman penulis.  Mengikuti berbagai lomba menulis cerpen. Ada yang menang ada yang tidak. Semua usaha dilakukan dari rumah saja. Kalau sesuatu yang dilakukan dengan senang hati semua dirasakan gampang saja dan tidak menjadi beban ... benar enggak?

Sambil tetap menulis dan menjual tulisan,  mulai berbisnis peyek rumahan. Kebetulan "mbakku" pinter masak. Beliau orang jawa yang ulet. Sudah lama jualan peyek dan keringan kentang kacang tapi hanya dijual di warung dekat rumah saja.

Dok. Audy jo diolah di PicsArt
Dok. Audy jo diolah di PicsArt


Dasar "otaknya" suka bisnis, kesempatan emas tidak boleh terlewatkan. Jadilah sekarang berjualan peyek. menghubungi teman yang berbisnis makanan. Ada yang punya kantin makanan manado aku coba titip peyek yang kecil biar cepat lakunya. Mau masukkan ke Toko oleh-oleh yang besar susah juga. 

Didatangi jawabannya:

"Iya boleh." 

Sampai di meja tempat penawaran:

"Ibu ini makanan sudah ada nomernya belum? Nomer dari BPOM."

 "Oh belum ada, Pak." 

"Maaf, Kami tidak bisa terima." 

Hati ini rasanya berkecamuk rasa malu, marah semuanya jadi satu. Untungnya ... masih ada untungnya wajah ini memakai masker jadi tidak kelihatan perubahan raut wajah. 

Kalau sudah begini masih bersyukur ada masa PPKM, walaupun sedikit marah dan jengkel kalau tidak bisa menaruh peyek di kantin yang lebih besar lainnya karena mereka belum buka jualan menunggu masa PPKM berakhir.

Enggak patah semangat, cari info dari saudara yang lain, bagaimana bisa menjual peyek. Bersyukur ada harapan baru nih. Karena saudara kenal sama yang punya warung kecil di berbagai tempat. Sayangnya info yang didapat warung hanya menerima bungkusan peyek yang lebih kecil, sedangkan yang aku jual peyeknya bungkus besar. 

Walaupun demikian enggak patah semangat. Bongkar saja peyek besar menjadi bungkusan kecil diberi label usaha.

Semangat ahh buat diriku.

Love, Audy

ceritadiri.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun