Kemudian, kok bisa, sih, Mas Gun bisa membuat tulisan di Tumblr tiap hari?
"Sebenarnya saya nggak seproduktif itu. Pasti ada kalanya saya mengalami writer's block. Tetapi kalau saya lagi mood, saya bisa menghasilkan lebih dari 10 tulisan hanya dalam waktu beberapa menit. Saya nggak langsung ngepost semua tulisan saya, sih. Di Tumblr saya atur aja waktu publish-nya biar bisa terpublikasi secara otomatis di Tumblr tiap hari. Jadi orang kira saya tiap hari nulis di Tumblr, padahal itu tulisan saya kemaren yang saya atur buat dipublish di hari tertentu, hehehe."
Lalu, bagaimana caranya agar tetap mood menulis dan selalu terinspirasi?
"Untuk mencari inspirasi, saya senang meluangkan waktu saya. Seperti di semester akhir kuliah saya, saya meluangkan tiga hari dalam satu minggu sehingga di waktu itu saya bisa mengeksplorasi tempat. Dari sana juga saya mendapat banyak inspirasi.
Kemudian, jika pada suatu hari teman-teman tiba-tiba mendapat inspirasi, simpan itu! Entah dalam catatan di kertas ataupun di handphone. Biarpun cuman satu dua kalimat. Seperti draft lah. Jangan sampai inspirasi yang tiba-tiba nyangkut itu dibiarkan menguap begitu saja. Nanti jika pada suatu hari teman-teman buka draft lagi, mungkin saja ada keinginan untuk mengembangkan tulisan tersebut sehingga menjadi tulisan yang utuh."
***
Â
Yang kedua adalah Ahmad Rifai Rifan, yang masyhur dengan buku-bukunya yang bertema motivasi islami. Saya melihat langsung Mas Rifai ini dua kali dalam acara bedah buku yang diadakan di kampus STMKG dan STIS. Buku yang dibedah pun sama, yaitu "Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk" yang merupakan bukunya yang paling populer. Selain buku itu, Mas Rifai telah menerbitkan puluhan buku lainnya di usianya yang masih 28 tahun!Â
Salah satu rahasia produktifnya adalah manajemen waktunya. Cara Mas Rifai memanajemen waktu sudah dia tulis di salah satu bukunya yang berjudul "Time". Salah satunya adalah tidak membiarkan ada waktu luang dalam kesehariannya. Waktu-waktu yang dipakai untuk menunggu seperti menunggu pesawat, menunggu kereta, menunggu dosen datang, dan lain-lain dapat dimanfaatkan untuk menulis. Tak harus bawa laptop ke mana-mana. Yang penting ada sarana menulis. Ini kurang lebih seperti yang dilakukan oleh Mas Gun.Â
Kemudian, bisa juga dengan membuat jadwal harian. Di jadwal tersebut luangkan saja waktu khusus untuk menulis. Selain dengan membuat jadwal, produktivitas juga bisa didapatkan dengan mengingat motivasi awal menulis. Entah untuk mencari uang, populer, kepuasan batin, dan sebagainya.Â
Secara khusus, Mas Rifai pun menceritakan bagaimana kisah awal mula buku pertamanya terbit.Â