Zaman dahulu semasa saya anak-anak banyak yang telah memiliki cita-cita. Entah jadi dokter, insinyur, tentara, pilot, dan lainnya.Â
Namun hari ini delapan puluh persen siswa di dalam kelas tidak tahu, bahkan bingung mereka mau jadi apa. Mungkin jadi youtuber atau artis sensional dan viral kali ya? Tidak salah sih, tapi kalau begitu, untuk apa mereka bersekolah?
Lalu apa kaitannya dengan Fisika?
Yah! Kebingungan, kebosanan belajar semakin dibikin ribet dengan kehadiran pelajaran Fisika (dan Matematika).Â
Saya yakin, hampir semua pembaca di sini ga suka Fisika dan Matematika, iya kan?
Fisika dan Matematika adalah pelajaran yang melatih kemampuan berpikir yang logis dan ilmiah. Karena pelajaran itu pun dihasilkan dari proses berpikir yang demikian.
Untuk berpikir logis dan ilmiah ini diperlukan data-data yang berasal dari fakta dan hasil penelitian atau pecobaan.Â
Kumpulan data, fakta itu dirangkum dalam alur yang rapi, tertata, sistematik, selaras satu dengan lainnya membentuk suatu hubungan utuh sebab-akibat dan memenuhi prinsip what-who-when-where-why.
Suatu pernyataan tidak biasa dianggap benar tanpa bukti, data, fakta dan bertabrakan dengan hukum logika.
Pernyataan yang dianggap benar akan terbantahkan jika terdapat pernyataan lain yang lebih sesuai dengan data, fakta, hasil percobaan dan lebih sesuai dengan alur logika.
Proses itulah yang dilakukan oleh banyak ilmuwan di masa lampau. Bahkan jika seorang murid dapat mengajukan bantahan yang disertai data, fakta, argumen yang lebih logis maka dapat menggugurkan pernyataan gurunya.