Bahkan mereka berkata banyak guru, tentunya guru Fisika dan juga Matematika yang menguraikan penyelesaian untuk satu soal hingga dua bahkan empat halaman papan tulis.
“Ngapain sih batu jatuh aja dihitung?”
“Ngapain sih kecepatan aja dihitung, kan bisa lihat di speedometer?”
Itu pertanyaaan, yang diucapkan nyaris seluruh anak pada saya. Dan, mereka tidak salah, sangat wajar adanya apabila mereka mempertanyakan hal itu.
Mereka belum mengetahui dan menyadari. Malah mereka berada di usia yang serba ingin tahu dan serba mempertanyakan, dan juga masa pemberontakan yang emosional. Dan tugas sekolah, dengan diwakili oleh guru sebagai ujung tombak pendidikan ini, untuk menjadi pelita bagi mereka.
Sayangnya pertanyaan mereka ini hanya dijawab dengan, ”Kamu harus tahu cara ngitungnya agar nilai ujian kamu tidak jelek.”
Banyak guru yang memberikan jawaban seperti itu. Mungkin itu adalah jawaban tersingkat dan termudah. Namun sekaligus membuat anak-anak kesal. Sehingga pertanyaan berikutnya yang mereka ajukan adalah, ”Terus apa dong gunanya kita belajar Fisika untuk hidup?”
“Fisika ga kepake dong di hidup ini?”
Setelah pertanyaan ini muncul, guru akan menjawab, “Fisika itu berguna nak, contohnya terciptanya listrik, mesin, komputer, smartphone….”
Apakah anak akan berhenti sampai di sini?
Tidak, tidak sedikit anak yang akan memberikan pertanyaan lanjutan, “Saya tidak perlu belajar Fisika agar bisa punya komputer, smartphone. Kan tinggal beli doang Pak…”