Selain mengenang dan memperingati peran santri dalam memperjuangkan kemerdekaan, hari santri ini juga menjadi momen yang tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas agar terus pantas menyandang gelar tersebut. Santri atau dengan kata lain adalah penuntut ilmu merupakan status dan gelar yang tinggi di sisi Allah Ta'ala. Bagaimana tidak, Allah sendiri memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berilmu bahwa mereka akan diangkat derajatnya oleh Allah dengan derajat yang tinggi.
Santri juga merupakan sosok yang penting dalam menyokong kekuatan pertahanan bangsa dan negara. Semakin banyak santri yang terus menimba ilmu agama, maka semakin tentram pula bangsa dan negara. Karena dengan ilmu agama, seseorang akan tahu dan paham segala batasan yang dilarang oleh hukum. Bahkan, ilmu agama juga dapat membentengi diri dari perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan kemurkaan Allah dan makhluk-Nya, sehingga masyarakat akan damai tanpa ada permusuhan.
Namun, jika santri yang menuntut ilmu itu dipandang rendah, tidak dihargai dan malah diacuhkan tanpa adanya perhatian dari berbagai pihak, maka kebodohan akan merajalela. Sedangkan dikatakan oleh ulama bahwa kebodohan yang disebabkan karena tidak adanya semangat menuntut ilmu agama adalah dosa yang besar. Awal dari berbagai kesalahan dan musibah adalah dari ketidaktahuan atau kebodohan yang merambah.
Adapun di Indonesia, sampai saat ini para santri terus diperhatikan oleh negara dan masyarakat. Hal ini dibuktikan dari keterlibatan santri dalam event besar, baik nasional maupun internasional.
 Liga khusus santri diadakan se-Indonesia, para santri difasilitasi dan diberikan beasiswa untuk menempuh studi ke berbagai negara. Bahkan di suatu daerah, di Kalimantan misalnya, atau di Bandung tempat tinggal penulis, orang yang berangkat ke luar daerah untuk menimba ilmu agama diantar dan diberi bekal oleh masyarakatnya.Â
Jika pulang, para santri disambut dan dinanti-nanti kehadirannya. Masyarakat percaya dan yakin bahwa santri lah yang bisa membawa perubahan baik untuk daerahnya.
Saat ini penulis sedang menjalani KKN di Desa Pager Kecamatan Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur. Alhamdulillah, di daerah ini betapa dihargai dan diperhatikannya para santri oleh masyarakat dan aparat pemerintahan.Â
Penulis yang datang dengan status mahasiswa dan santri pun rupanya masyarakat lebih suka dengan program kesantrian dibanding kemahasiswaan. Karena sebagaimana yang sudah penulis sebutkan, masyarakat percaya bahwa para santri lah yang bisa membawa perubahan yang baik di derahnya.Â
Santri tidak membawa misi pembangunan daerah dengan berbagai infrastruktur. Lebih dari itu, santri membawa misi untuk mengeluarkan masyarakat dari ketertinggalan ilmu agama dan pengetahuan. Santri membawa misi persatuan dan tolong menolong. Dengan begitu, masyarakat akan mempunyai rasa peduli dan empati terhadap sesama, sehingga secara mandiri bisa menjadikan daerahnya rukun dan makmur.
Penulis berpikir, jika bukan santri, siapa lagi yang rela berkhidmah untuk menyebarkan ilmu agama dengan ikhlas kepada masyarakat? Jika bukan santri, siapa lagi yang akan membimbing masyarakat untuk mengingat Tuhannya? Jika bukan santri, siapa yang ingin mengajari anak-anak muslim membaca Al-Quran dan akhlak? Jika bukan santri, siapa lagi yang bersemangat untuk memakmurkan masjid dan musholla?Â
Dan jika bukan santri, rakyat mana lagi yang siap berjuang mati-matian untuk mempertahankan negara muslim terbanyak ini jika ada ancaman? Maka dari itu, para santri harus selalu meningkatkan kualitas diri agar terus dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Karena santri, mau tidak mau akan ditunggu kepulangannya oleh masyarakat setempat. Selamat Hari Santri 2022.