Joko memejamkan matanya. Napasnya berembus lebih kencang. Mengeluarkan suaranya tak seperti biasanya. Seakan bukan hanya udara yang ia keluarkan. Ada sepotong cerita yang entah diketahui istrinya atau tidak.
SUSI perempuan semampai. Sejak kecil tak punya cita-cita yang muluk-muluk. Kalau pun sudah dewasa nanti ia hanya ingin menjadi seorang pembersih lantai atau bekerja di pabrik seperti teman-teman kampungnya.
Orangtuanya melarang ia berkerja sebagai pembersih lantai. Juga sebagai pegawai pabrik yang dinilai terlalu kasar. Bapaknya ingin dia menjadi guru di sekolah anak-anak.
“Aku tidak kuliah, Pak. Mana mungkin bisa menjadi guru?”
“Kenapa dulu kamu tidak kuliah saja!”
“Bapak kan yang menyuruh Susi segera menikah?”
“Kapan Bapak menyuruhmu menikah?”
“Itu pas dulu aku dekat dengan tukang bakso yang dagangannya laris manis.”
“Joko itu?”
“Iya…”
“Ke mana dia sekarang?”