Mohon tunggu...
Attalia Meta
Attalia Meta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Tahun 2023

Mahasiswa Universitas Airlangga jurusan Bahasa dan Sastra Jepang tahun 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Seijin no Hi (Hari Kedewasaan)

10 Oktober 2024   20:35 Diperbarui: 10 Oktober 2024   21:03 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon)

Pada perayaan Seijin no Hi, sebagian anak muda tetap menghadiri upacara yang diadakan pemerintah kota setempat, mereka mengikuti upacara mengenakan pakaian tradisional seperti kimono furisode untuk perempuan dan jas formal bagi laki-laki, meski sekarang banyak yang memilih untuk tampil modern dengan pakaian kasual dan bisnis.

 Upacara ini memberikan kesempatan untuk mereka merayakan transisi kedewasaan bersama teman sebaya dan mendengarkan pidato dari tokoh masyarakat tentang pentingnya tanggung jawab dan kontribusi sosial. 

Namun, tidak semua anak muda memilih untuk merayakan Seijin no Hi dengan cara tradisional, seiring berkembangnya zaman, semakin berkembang pula sifat individualisme dan tingkat prioritas dalam hidup anak muda jaman sekarang, ada pula yang merayakan secara personal dengan hanya merayakan bersama keluarga, teman-teman, atau bahkan melewatkan upacara resmi sepenuhnya. 

meski begitu esensi perayaan tetap dihargai, karena menandai peralihan ke usia dewasa, sebuah tahap penting dalam kehidupan setiap individu di Jepang. 

Seijin no Hi tidak hanya sekedar perayaan pribadi untuk anak muda yang memasuki usia dewasa, tetapi juga memiliki keterkaitan mendalam dengan budaya Jepang yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, tanggung jawab kolektif, dan kesadaran akan peran individu dalam masyarakat. Dalam budaya Jepang, kedewasaan bukan hanya soal bertambahnya usia, tetapi juga tentang pengakuan kemampuan seseorang untuk berkontribusi kepada masyarakat. 

di Jepang konsep tanggung jawab sosial sangat ditekankan dalam berbagai aspek kehidupan di Jepang, termasuk dalam dunia kerja, keluarga, dan pergaulan sosial. Seijin no Hi mencerminkan nilai-nilai tersebut, dimana para pemuda diingatkan untuk mengambil peran aktif dalam komunitas mereka, menghormati tradisi, serta menjaga tatanan sosial yang harmonis. 

Tradisi mengenakan kimono dan menghadiri upacara juga mencerminkan pentingnya menghargai budaya dan warisan leluhur. 

Meski gaya hidup modern sudah melekat di hidup orang zaman sekarang, memakai kimono dan mengikuti perayaan Seijin no Hi dapat membuat mereka terhubung kembali dengan akar budaya mereka dimana orang Jepang sangat menjunjung tinggi budaya mereka. ini merupakan bentuk keseimbangan modernisasi dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya yang ada di Jepang.

Seijin no Hi bukan hanya perayaan peralihan usia, tetapi juga sebuah momen penting untuk mengakui dan menghargai peran pemuda dalam masyarakat jepang. 

hari ini menandai titik balik penting dalam kehidupan setiap individu yang telah mencapai usia dewasa. Tradisi ini tidak hanya menjadi momen pribadi bagi para pemuda, tetapi juga menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya, kebersamaan, dan peran aktif dalam masyarakat Jepang. 

Meski ada pengaruh modernisasi, Seijin no Hi terus menjadi pilar penting dalam menghubungkan generasi muda dengan warisan tradisional dan tanggung jawab kolektif yang melekat dalam kehidupan sosial di Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun