Beni tidak lagi duduk santai seperti sebelumnya, kini ia duduk rapih, bagai seorang murid yang sedang dihukum gurunya. "Seorang perempuan kuliah S2 di kampus swasta, tanpa biaya dari orang tua, tanpa bekerja dan tinggal di dua kost yang berbeda". Kata Sigit, Beni hanya diam mendengar penjelasan Sigit.
"Banyak yang kami temukan di Kost mewah itu. Salah satunya ini" Sigit membuka foto kedua. "nomor dari Hp ini tidak teregistrasi atas nama Evha, tapi atas nama Ujang, OB yang bekerja di kantor Pak Beni" lanjut Sigit sambil menunjukan foto Hp model terbaru dari sebuah merek ternama.
Kepala Beni tertunduk lemas melihat foto handphone tersebut. Ia sangat tahu apa yang ada di dalam handphone tersebut.
"Kami juga menemukan ini" kata Sigit melanjutkan, sambil membuka foto ketiga. Foto hasil USG terlihat di hadapan Beni. Seketika kedua tangan Beni memegang kepalanya yang menunduk, ia menangis.
"Jadi, sekali lagi saya tanya, kapan Pak Beni terakhir kali bertemu dengan Evha?" tanya Sigit tegas.
***
9 Hari yang lalu, Rabu 6 Juni 2018
"Gimana Pak Mamat, kita ulang pertanyaan-pertanyaan tadi, tapi sekarang Pak Mamat harus jujur jawabnya" kata Sigit kepada Mamat. "bapak kenal Ini siapa?" tanya Sigit sambil menunjuk foto janazah Evha di pinggir jalanan berbatu.
"Itu teh Evha, ndan" jawab Mamat singkat. "Pak Mamat kenal Evha sudah lama?" tanya Sigit.
"Belum ndan, cuma kenal muka aja. Soalnya teh Evha udah beberapa kali hiking di jalur itu. Biasanya istirahatnya di tempat saya" jawab Pak Mamat. "Ada kali, 3-4 kali teh Evha ke warung saya" tambah Mamat. Â
"Kapan terakhir kali Pak Mamat lihat Evha" tanya Sigit.