Mohon tunggu...
Jie Laksono
Jie Laksono Mohon Tunggu... Wiraswasta - What is grief if not love perseverance?

Ketika kata lebih nyaman diungkapkan lewat tulisan ketimbang lisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jenazah yang Berpindah

19 Januari 2021   17:44 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:11 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi sumber:https://bigthink.com/surprising-science/dead-bodies-move

"Karena ini?" Sigit lanjut bertanya, sambil menunjukan foto hasil USG

Rifky pun mengangguk. "Saya kecewa dengan Evha. Saya tahu dia menyelingkuhi Taufik dengan Beni, tapi saya kira itu hanya usaha Evha untuk menyambung hidup. Symbiosis mutualisme. Tapi ketika dia bilang dia akan membesarkan bayinya walaupun sendiri karena itu adalah buah cintanya dengan Beni, saya benar-benar kecewa" Jelas Rifky.

Sigit hanya diam mendengarkan Rifky

"Saya bingung apa yang Evha mau, membesarkan anak tidak mudah. Apalagi tanpa bapak, apalagi anaknya adalah hasil selingkuh, apalagi dia tidak bekerja sekarang" lanjut Rifky.

"Pasti berat ya Pak Rifky, kalau wanita yang bapak sayangi menghancurkan diri sendiri dan bapak gak bisa berbuat apa-apa" kata Sigit.

Rifky hanya menunduk mendengar perkataan Sigit.

"Saya tahu dia gak cinta saya, saya bisa mengerti itu. Saya tahu dia selingkuh, saya benar-benar berusaha mencoba untuk mengerti itu. Tapi yang ini, saya gak bisa. Maka dari itu, saya pergi ketika Evha menceritakan semuanya" terang Rifky.

"Dan sekarang saya sangat menyesal" kata Rifky kembali menangis.

***

Hari ini, Rabu 15 Juni 2018

Sigit memasuki ruangan dengan membawa binder besarnya. Seorang pria sudah menunggu di ruangan tersebut, memakai kaos lengan panjang berwarna hitam duduk rapih dan terlihat sangat santun. Sigit duduk di hadapan pria tersebut. Kemudian ia mengeluarkan sebuah foto dan sebuah dokumen. Pria itu melihat foto dan dokumen yang ada di hadapannya. Tersenyum

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun