"Aku mau minta maaf, mungkin sudah terlambat 4 tahun, tapi aku minta maaf" kata Emma. "Aku yang minta maaf, sudah nodong kamu dengan kalimat itu, aku benar-benar gak ada maksud buruk sore itu" jawab lelaki itu.
Keduanya pun terdiam lagi, canggung. "Masih tanpa nama?" tanya lelaki itu sambil meminum kopinya. Sambil tersenyum, Emma menjawab "Aku Emma, Emma Purnama". "Aku Bambang Permadi" balas Bambang.
Sambil menunduk, Bambang berkata lirih "Aku gak ada maksud buruk, dan aku minta maaf kalau perkataanku selanjutnya mungkin akan buat kamu tidak nyaman atau merasa ketakutan lagi, but I really really miss you".
"Me too" jawab Emma singkat
"Apa aku terlambat" tanya Bambang. "Nope" jawab Emma sambil menunjukan kesepuluh jarinya tanpa cincin. "Apa aku terlambat?" kata Emma balik bertanya. Bambang hanya menggelengkan kepalanya sambil menunjukan jari-jarinya yang juga tidak bercincin.
Keduanya pun tersenyum, tapi tetap terdiam. Seakan ada aura kebahagiaan dan kelegaan dibalik saling canggungnya sikap keduanya. Tetapi perlahan, kecanggungan pasti akan mencair, seperti es di dalam kopi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H