Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan tidak hanya tentang kesehatan fisik atau yang terlihat dari luar, tetapi juga kesehatan jiwa atau mental. Kesehatan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Semua orang ingin hidup dalam keadaan yang sehat karena dengan tubuh yang sehat secara jasmani dan rohani, manusia dapat hidup dan melakukan aktivitas sehari-hari, serta meningkatkan kualitas hidup baik secara sosial maupun ekonomi. Begitu juga dengan mahasiswa yang membutuhkan fisik dan mental yang baik dalam menjalani perkuliahan dengan lancar.
Mahasiswa merupakan seseorang yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Keinginan mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikan tinggi dilatarbelakangi oleh cita-cita. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut mahasiswa untuk belajar mengembangkan dirinya agar tidak tertinggal jauh. Mahasiswa tidak bisa mendapatkan hasil maksimal dalam pendidikan dan karirnya jika hanya mengandalkan ilmu dari kuliah saja karena banyak materi dan pengetahuan lainnya dari luar perkuliahan yang bukan dalam bentuk teori.Â
Akan tetapi, kesehatan masih sering kali disepelekan oleh mahasiswa. Banyaknya tugas juga menjadi faktor utama mahasiswa tidak dapat menjaga pola makan, tidur, dan sosial dengan baik sehingga banyak mahasiswa yang pola makan dan tidurnya terganggu karena sibuk menjalani perkuliahan dan menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan.
Maraknya pemberian tugas yang tidak sesuai porsinya memiliki sisi negatif. Tugas yang terlalu banyak berpotensi membuat mahasiswa tertekan sehingga mengakibatkan mahasiswa tidak menyukai pelajaran tersebut karena kelelahan dan bosan. Selain itu, banyaknya tugas bisa menyebabkan penurunan kesehatan, terutama ketika tugas diberikan secara mendadak dan berdekatan dengan tugas lainnya sehingga dapat menyebabkan pola makan dan tidur mahasiswa terganggu. Di sisi lain, tubuh membutuhkan asupan oksigen yang cukup melalui pembuluh darah dan apabila tidur tidak cukup, hal tersebut dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah serta berdampak pada mental dan daya tubuh yang melemah karena cenderung bergerak pasif dan berdampak terhadap sifat malas yang mengakibatkan malas mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban mahasiswa.Bahkan tak jarang mahasiswa mengalami stres akibat banyaknya tugas kuliah yang mengakibatkan pola makan dan tidur mahasiswa terganggu.
Kesehatan mental mencakup tiga komponen, yaitu pikiran yang positif, emosional, dan spiritual.
a. Pikiran
Pikiran yang positif sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan jiwa seseorang. Pikiran positif akan menuntun seseorang untuk berperilaku yang baik serta membantu untuk bersikap baik dalam mengatasi permasalahan. Manfaat yang bisa didapat dengan berpikir positif, yaitu lebih mudah melawan stres, dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung, mempercepat masa pertumbuhan, dan dapat meningkatkan kesehatan pada lansia.
b. Emosional
Kesehatan emosional dapat memungkinkan seseorang untuk bekerja secara positif setiap hari dan dapat membantu untuk mengurangi stres. Kesehatan emosional juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Seseorang dapat mengetahui dirinya mempunyai kesehatan emosional yang baik dengan cara memperlakukan orang lain dengan baik, olahraga dan menjaga pola makan yang teratur, mudah memaafkan dan memperbaiki hubungan yang buruk, lebih fleksibel atau mudah beradaptasi dengan keadaan di lingkungannya, lebih menghargai pengalaman ketimbang hal yang berbau material, memahami emosi dalam dirinya, merasa bersyukur, terbuka dengan pengalaman baru, serta memiliki prinsip pentingnya pengembangan diri.
c. Spiritual
Spiritual yang sehat dapat dilihat dari cara seseorang mengekspresikan rasa bersyukur, pujian, dan kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kesehatan spiritual juga dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Kesehatan spiritual memiliki hubungan dengan dimensi lainnya, seperti fisik, sosial, psikologis, dan kultural. Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan di atasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energi. Spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan, pengembangan dari nilai-nilai, dan sistem kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi.
Â
Pentingnya Kesehatan Mahasiswa Kesehatan mahasiswa sangat terkait dengan kesehatan mental. Untuk mengetahui apakah seseorang terganggu mentalnya atau tidak bukanlah hal yang mudah karena tidak mudah diukur, diperiksa ataupun dideteksi dengan alat-alat ukur seperti halnya dengan kesehatan jasmani atau badan. Hal ini berarti menyatakan bahwa kesehatan mental adalah relatif, yaitu tidak terdapat batas-batas yang tegas antara wajar dan menyimpang. Akibatnya, tidak ada batas yang tegas antara kesehatan mental dengan gangguan kejiwaan. Hal ini menyebabkan kesehatan mental mahasiswa sering kali disepelekan. Meskipun demikian, ada beberapa ahli yang berusaha merumuskan tolok ukur kesehatan mental seseorang. Sadli  mengemukakan tiga orientasi dalam kesehatan jiwa, yakni:
1. Orientasi Klasik: Seseorang dapat dianggap sehat bila ia tidak memiliki keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tak sehat yang mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari.
2. Orientasi penyesuaian diri: Seseorang dapat dianggap sehat secara psikologis bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain dan lingkungan sekitarnya.
3. Orientasi pengembangan potensi: Seseorang dapat dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensinya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri.
Selain aktif berkuliah dan berkegiatan lainnya, memiliki banyak tugas kuliah merupakan hal yang lazim dalam kehidupan mahasiswa. Tugas merupakan kewajiban dan tanggung jawab mahasiswa. Mahasiswa dituntut untuk mengerjakan tugas dengan baik agar mendapat nilai yang baik pula. Akan tetapi, banyaknya tugas sering kali membuat mahasiswa terpaksa begadang dan telat makan karena fokus pada tugas yang sedang dikerjakan. Hal itu membuat mahasiswa sering merasa stres karena pola tidur dan makan yang terganggu ditambah perasaan di bawah tekanan berupa tanggung jawab tugas kuliah dan kekhawatiran terhadap hasil tugas yang dikerjakan.
Pola makan dan tidur yang terganggu erat kaitannya dengan sebagian mahasiswa karena aktivitasnya yang cenderung padat selain mengerjakan tugas. Mahasiswa juga memiliki aktivitas lainnya, baik aktif di dalam atau di luar kampus, maupun aktivitas di rumah. Tugas yang diberikan dengan porsi yang tidak tepat dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental mahasiswa. Sebagai mahasiswa, kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang penting untuk dijaga dalam mendukung perkuliahan mahasiswa agar mahasiswa dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik dan maksimal. Ada pula manajemen waktu yang baik dapat mendukung mahasiswa dalam mencapai tujuan hidupnya. Apabila tugas diberikan dengan porsi yang tepat kepada mahasiswa, mahasiswa dapat lebih menjaga kesehatannya sehingga melancarkan perkuliahan mahasiswa hingga akhir.Karena tak jarang kita melihat di berita bahwa tidak sedikit mahasiswa yang melakukan tindakan nekat akibat banyaknya beban tugas yang ditanggung.
Oleh karena itu,mahasiswa diharapkan dapat mengatur waktunya dengan baik antara kuliah dan aktivitas lainnya agar terhindar dari stres dan kesehatan fisik yang terganggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H